Sukses

Menhub Minta Waskita Bangun TOD di Jalur Kereta Bogor-Sukabumi

Alasan percepatan pembangunan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi untuk mengurai kemacetan kendaraan di jalan raya dengan rute tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi ingin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpartisipasi dalam peningkatan nilai tambah jalur kereta api. Salah satunya dengan membangun hunian di sekitar jalur kereta api.

Budi Karya mengapresiasi upaya PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam pembangunan Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Bogor. Namun, Menhub meminta kepada Waskita Karya untuk tidak hanya membangun TOD di Stasiun Bogor, melainkan juga sepanjang jalur kereta Bogor-Sukabumi.

Budi Karya mengatakan, Kementerian Perhubungan memastikan akan membangun jalur ganda dan elektrifikasi di rute Bogor-Sukabumi ini.

"Saya usulkan juga, mestinya Pak Choliq (Dirut Waskita) berminat bangun TOD, kita kan banyak stasiun setelah Bogor, nah itu kita bisa jadikan TOD-TOD baru. Bahkan, bisa saja TOD itu kita ciptakan tidak di stasiun yang sekarang," kata Menhub di Kementerian BUMN, Senin (11/9/2017).

Dikatakan Budi Karya, ada beberapa kelebihan yang ditawarkan jika nantinya bangun TOD di jalur kereta Bogor-Sukabumi tersebut, salah satunya adalah masih tersedianya lahan yang luas.

Menhub merencanakan akan melakukan ground breaking pembangunan double track Bogor-Sukabumi ini pada 10 November 2017. Di saat yang bersamaan, Menhub juga ingin ada kesepakatan mengenai pembangunan TOD di sepanjanh jalur tersebut.

"Saya minta Ibu (Menteri BUMN) menunjuk BUMN, Waskita boleh, 10 November ada satu peresmian. Jadi kita ground breaking double track bersamaan satu TOD," tegas dia.

Budi Karya siap mengerjakan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun jalur ganda (double track) kereta api Bogor-Sukabumi pada tahun ini. Pemerintah sudah memiliki desain untuk menggarap proyek dengan nilai investasi sekitar lebih dari Rp 400 miliar itu.

"Kita akan buat terobosan double track-nya nanti dibuat dengan jalur lebih landai, derajat pada tikungan lebih kecil, sehingga lebih aman tapi kecepatannya tetap baik," kata Budi Karya di kantornya.

Budi Karya mengungkapkan, alasan percepatan pembangunan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi untuk mengurai kemacetan kendaraan di jalan raya dengan rute tersebut. Ia mengaku, waktu yang dibutuhkan pengendara mobil dari Bogor ke Sukabumi sekitar 4-5 jam.

"Unbelievable kan jarak tempuh 50 kilometer (km) tapi waktunya 4-5 jam. Itu karena kekurangan prasarana, banyaknya industri, dan terbatasnya angkutan umum. Kan kalau lihat trafik dari Sukabumi ke Bogor atau sebaliknya sangat padat," terang Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

insentif

Budi Karya juga meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan kelonggaran izin pembangunan gedung-gedung tinggi atau Floor Area Ratio (FAR) di kawasan Transit Oriented Development (TOD).

Setidaknya, saat ini ada dua proyek besar moda transportasi berbasis rel yang tengah dibangun di Jakarta dan sekitarnya, yaitu Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Kedua proyek ini nantinya akan didesain memiliki beberapa TOD.

"Saya minta DKI untuk proaktif memberikan bonus atau insentif ke swasta dalam hal FAR, agar masyarakat Jakarta tidak ke mana-mana, karena ada hunian, perkantoran dan transportasi di sini," kata Budi Karya.

Tidak hanya ke Pemprov DKI Jakarta, Budi Karya juga berpesan kepada para kontraktor dan pengelola nantinya untuk membuka peluang swasta terlibat dalam pengembangan TOD ini. Selain akan lebih maksimal, dengan adanya swasta, akan menghemat anggaran pemerintah.

Budi Karya menambahkan, TOD ini dalam lima tahun ke depan akan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di Jabodetabek. Maka dari itu, pengembangan ini harus dilakukan secara terencana dengan baik.

Salah satu yang diupayakan adalah bekerja sama dengan berbagai negara yang sudah memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan TOD ini. Seperti salah satunya Inggris.

"Inggris negara yang tau persisi penangan dan develop TOD dengan bagus. Oleh karenanya, saya minta MRT dan LRT serta Masyarakat Kereta Api (Maska) untuk melakukan exercise dengan baik, developer boleh melaksanakan, tapi saya ingin bahwasanya orang yang punya kompetensi di bidangnya harus dilibatkan di sini (swasta), karena kalau tidak, TOD ini akan terbuang percuma," tutup Budi Karya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.