Sukses

Indonesia Masih Pasok Televisi dari Negara Lain

Sharp baru meresmikan pabrik televisi di Karawang Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia hingga kini masih mengimpor produk televisi dari luar negeri. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menyebut produk televisi impor tersebut hanya untuk yang berukuran layar besar.

"Ada (impor). Layar-layar besar masih impor kan ada yang 90 inchi. Kita masih impor," kata dia usai meresmikan pabrik ‎PT Sharp Electronics Indonesia (SEID)‎ Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2016).

Tanpa menjelaskan secara detil, Saleh mengatakan impor tersebut berasal dari berbagai negara.
"Macam-macam (negaranya). Tergantung mereknya, nanti cek," imbuh dia.

Pada kesempatan ini, Menperin memberi apresiasi kepada Sharp untuk membuka pabrik di Karawang. Ini merupakan salah satu komitmen perusahaan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berbasis produksi.


‎Tak lupa, dia pun meminta perusahaan untuk mendorong ekspor ke luar negeri. Itu karena sebagai besar produk Sharp hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.

‎"Walaupun mereka selama ini market-nya 94 persen untuk domestik dan 6 persen ekspor. Tentu kita harapkan bahwa ini terus ditingkatkan apalagi pasar bebas ASEAN makin banyak produk-produk dari merek lain," tutup dia.

Adapun pabrik Sharp ini memproduksi televisi sebanyak 700 ribu unit hanya untuk menyasar pasar domestik.

General Manager ‎TV Factory Sharp Johnny Sudirman mengatakan,‎ alasan perusahaan menyasar pasar dalam negeri karena mudah menyesuaikan keinginan konsumen domestik.

‎"Di lokal supply ke market lebih cepat. Maksudnya model apa yang laku, kita bisa lebih cepat mengalihkan," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan kondisi di dalam negeri dianggap lebih stabil. Artinya, kata dia, pabrik ini jauh dari risiko ekonomi dan persaingan global.

"‎Kebetulan kita ini lokal domestik market kalau yang ekspor, sana ekspor drop, mati pabriknya. Kita lebih stabil. Kalau lokal nggak ada musiman, kalau di luar negeri musiman paling laku November-Desember," imbuh dia. (Amd/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini