Sukses

Harapan Pembekuan Produksi Memudar, Harga Minyak Merosot

Arab Saudi menolak berpartisipasi tanpa Iran telah memudarkan harapan rencana pembekuan produksi minyak.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia turun lebih dari dua persen pada awal pekan ini. Investor ragu terhadap negara produsen utama minyak akan membekukan produksi minyak telah menekan harga minyak dunia.

Pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak Brent turun 98 sen atau 2,5 persen menjadi US$ 37,69 per barel, dan menyentuh level terendah sejak 4 Maret 2016 di kisaran US$ 37,60. Harga minyak Brent merosot 11 persen dari level tertinggi US$ 42,54 pada 18 Maret.

Sementara itu, harga minyak Amerika Serikat (AS) susut US$ 1,09 atau sekitar tiga persen menjadi US$ 35,70 per barel. Harga minyak AS melemah 15 persen dari level tertinggi US$ 41,90 sejak 22 Maret 2016. Pelemahan harga minyak itu dipicu dari kabar pasokan minyak bertambah di kilang minyak Cushing, Oklahoma.

Pelaku pasar pun khawatir kalau pasokan minyak AS akan sentuh level tertinggi. Harga minyak telah naik 40 persen dari level terendah dalam 12 tahun.

Reli harga minyak itu terjadi di tengah sentimen pembekuan produksi oleh negara produsen utama minyak. Namun pelaku pasar pun pesimistis pembekukan produksi akan terjadi.

"Ini kelihatan spekulasi dalam jangka panjang ini telah mengangkat harga minyak tetapi sekarang sentimen rencana pembekuan produksi itu kelihatannya juga akan hilang," tutur Jim Ritterbush, konsultan Ritterbusch and Associates, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (5/4/2016).

Negara produsen minyak yang tergabung dalam The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara produsen minyak lainnya akan melakukan pertemuan di Doha, Qatar untuk mendiskusikan rencana pembekuan produksi.

Akan tetapi, rencana itu kelihatan akan memudar seiring Arab Saudi menolak berpartisipasi tanpa Iran.

Rusia pun melaporkan produksi minyak sentuh level tertinggi dalam 30 tahun sebelum pertemuan.
Jonathan Goldberg, Analis BBL Commodities Value Fund menuturkan, harga minyak masih berpeluang naik meski pasokan harga minyak sentuh level tertinggi. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.