Sukses

Harga Premium Harusnya Naik, Solar Turun

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan kurs dolar Amerika Serikat menguat seharusnya berdampak terhadap kenaikan harga premium.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, jika harga premium berdasarkan perhitungan harga tiga bulan sebenarnya Rp 7.900 per liter dan solar turun menjadi Rp 6.250 per liter.

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, jika mengacu pada parameter pembentukan harga premium maka harusnya harga premium sedikit mengalami kenaikan."Sebetulnya premium sedikit naik karena kursnya naik," kata Sudirman, di Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengungkapkan berdasarkan harga patokan minyak Singapura (Mean Of Plates Singapore/MOPS) premium dalam tiga bulan rata-rata menurun 8 persen menjadi US$ 66,71 per barel dan solar 18 persen menjadi 61,26 per barel, namun penurunan MOPS tak sejalan dengan kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat.

"Ada anomali sedikit karena beberapa kilang di dunia mengalami turn around sehingga produksi MOPS untuk migas 92 agak tinggi masih harganya," tutur Wiratmaja.

Ia menambahkan, karena kondisi harga tersebut maka seharusnya harga Premium mengalami kenaikan sekitar Rp 500 per liter sedangkan solar menurun Rp 550 per liter.

"Kalau kita lihat selama tiga bulan, maka harga premium harusnya Rp7.900. Sedangkan solarnya kalau per tiga bulan menjadi Rp 6.250," ungkap Wiratmaja.

Namun Pemerintah memuntuskan untuk tidak mengubah harga premium dan solar periode Oktober, sampai tiga bulan ke depan."Jadi tetap Rp 7.300 untuk premium dan Rp6.900 untuk solar. Tidak turun," kata Wiratmaja. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.