Sukses

Produk Alat Kesehatan RI Laku Keras di Timur Tengah

Tren peningkatan kinerja ekspor alat kesehatan Indonesia di kawasan Timur Tengah dan Afrika tak lepas dari upaya promosi yang dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu upaya untuk menggenjot tercapainya peningkatan nilai ekspor hingga 300 persen pada 2019, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong kinerja ekspor produk-produk Indonesia, salah satunya melalui pasar potensial peralatan kesehatan di kawasan Timur Tengah.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Nus Nuzulia Ishak mengatakan, ekspor peralatan kesehatan (Alkes) ke salah satu negara Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA) terus mengalami peningkatan bahkan hingga 252 persen.

"Tren peningkatan kinerja ekspor alkes di kawasan Timur Tengah dan Afrika juga tak lepas dari upaya promosi yang dilakukan secara aktif, konsisten, serta berkesinambungan sejak 2006 yang didukung oleh Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI)," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (26/1/2015).

Dia menjelaskan, UEA merupakan hub atau pintu masuk ekspor bagi kawasan Timur Tengah. Negara-negara sekitarnya membutuhkan berbagai produk peralatan kesehatan, terutama negara-negara yang tengah terlibat konflik.

Tren ekspor peralatan kesehatan Indonesia ke dunia selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 9,35 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 298,91 juta pada 2013. Hubungan perdagangan Indonesia dengan UEA meningkat sebesar 31,79 persen selama periode Januari-Oktober 2014 sebesar US$ 3,57 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Pasar Timur Tengah sebagai kawasan negara kaya seperti UEA, Arab Saudi, Qatar, dan Bahrain, sangat potensial. Peningkatan permintaan Alkes di Timur Tengah digerakkan oleh tingginya pertumbuhan populasi dan urbanisasi, serta kepedulian menjaga kesehatan sebagai bagian gaya hidup masa kini," kata dia.

Sebelumnya, promosi alkes dilakukan di Vietnam pada 2012 dan menghasilkan kontak dagang US$ 1,13 juta. Pada 2013 di Riyadh, Arab Saudi menghasilkan total transaksi US$ 710 ribu. Dan pada 2014 di Johannesburg, Afrika Selatan dengan total transaksi US$ 2,24 juta. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.