Sukses

Bicara Empat Mata, Menkeu RI-Malaysia Sepakati Asas Resiprokal

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Malaysia setuju untuk menerapkan asas resiprokal atau kesetaraan sektor keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia Bambang Brodjonegoro dan Menteri Keuangan Malaysia Ahmad Husni Mohamad Hanadzlah menjalin komunikasi hari ini (12/12/2014) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Keduanya berdiskusi mulai dari agenda pertemuan ASEAN Finance Minister hingga penerapan asas resiprokal.

Dari pantauan Liputan6.com, Ahmad menyambangi kantor Kemenkeu, Lapangan Banteng, Jakarta tepat pukul 08.00 WIB. Selama dua jam berbincang, Bambang mengaku kedatangan Menkeu Malaysia untuk mengundang Indonesia di perhelatan ASEAN Finance Minister, Kuala Lumpur tahun depan.

"Dia (Malaysia) kan Ketua ASEAN tahun depan, jadi pertemuan ASEAN Finance Minister ada di Kuala Lumpur. Dia (Menkeu Malaysia) datang ke sini untuk courtesy ngundang saya," terang dia kepada wartawan.

Lebih jauh kata Bambang, pembahasan lain mengenai target penyelesaian seluruh kerjasama keuangan sebelum MEA terselenggara. Kerjasama keuangan itu, sambungnya, meliputi asas kesetaraan atau resiprokal di sektor perbankan dan pasar modal.

Selama ini asas resiprokal menjadi perhatian utama regulator dan pemerintah, mengingat perbankan di Indonesia kesulitan ekspansi di negara lain termasuk Malaysia dan Singapura. Sementara perbankan kedua negara tersebut bebas merebut pasar di Tanah Air.

"Nggak ada kendala apa-apa. Kami cuma minta asas resiprokal untuk perbankan. Dan mereka sudah setuju," tegas Bambang.

Dia mengatakan, pemerintah memberikan kesempatan kepada perbankan nasional untuk melebarkan sayap di Negeri Jiran.
Beberapa bank nasional sudah membuka kantor cabang di Malaysia dan Singapura, seperti PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan lainnya.

"Jika mereka (bank Malaysia) punya jatah di sini, kami juga punya jatah di sana. Soal terpakai atau tidak, itu urusan kita sendiri. Bank-bank di Indonesia juga belum tentu mau buka di Singapura, pasarnya kecil," tegas Bambang. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini