Sukses

Mau Ekspor Kayu Gelondongan ke China, Pengusaha: Pikiran Gendeng

Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menolak rencana pemerintah untuk membuka kran ekspor log (kayu) ke luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menolak rencana pemerintah untuk membuka kran ekspor log (kayu) ke luar negeri. Pihaknya menilai, rencana tersebut akan mematikan pabrik mebel dan furnitur lokal karena terancam kekurangan bahan baku.

Hal ini disampaikan Ketua Umum AMKRI, Soetono saat Pameran Furnitur Indonesia-Internasional di JIEXPO. Dia menentang rencana ekspor log oleh Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan, Bambang Hendroyono.

"Isu ekspor log atau kayu gelondongan adalah pemikiran gendeng dan site back. Kalau bahan baku di ekspor, di sini tidak ada kayu dong. Menanam tidak mau, tapi jualnya mau cuma ingin duitnya cepat saja," keluh dia kepada wartawan, Jumat (14/3/2014).

Soetono menegaskan, ekspor bahan baku mentah tak akan memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Bahkan tentangan ini terlontar karena dapat mengurangi jumlah lapangan kerja.

"Ekspor US$ 1 miliar dapat menyerap 1 juta orang pekerja. Artinya ada 4 juta jiwa anak istri pekerja yang terselamatkan. Kalau pemerintah mau ekspor log, maka banyak pabrik yang akan gulung tikar," tegas dia.

Dia menyebut, rata-rata potensi ekspor log dari Indonesia mencapai 10 ribu per kontainer. Negara-negara yang sudah mengincar kayu-kayu gelondongan Indonesia antara lain, China, Vietnam, Italia, Jepang, Jerman dan lainnya.

"Padahal kami tidak pernah minta insentif apapun meski terus menerus digencet oleh kebijakan pemerintah. Kami cuma minta kalau pemerintah tidak mampu memberikan insentif, dukung kami regulasi yang pas," harap Soetono.

Di kesempatan yang sama, Sekjen AMKRI Abdul Sobur mengaku, Indonesia masih mengandalkan impor bahan baku mebel dan furnitur sebesar 30%. "Jika dihitung, setiap tahun kami butuh US$ 100 juta-US$ 150 juta untuk impor," kata Abdul.

Sementara itu, Pengusaha Mebel dan Furnitur Olympic, Au Bintoro mengatakan, Indonesia akan kekurangan bahan baku apabila rencana ekspor log direalisasikan. Padahal industri lokal akan kuat apabila ditopang dengan ketersediaan bahan baku memadai.

"Selama ini saja kami masih impor bahan baku panel dari Malaysia sekitar 20%-30%. Indonesia ini sebenarnya kaya dengan kayu, tapi belum terkelola dengan baik di sektor hulunya. Jadi saya ikut menentang keras ekspor log," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini