Bos Bulog Sebut 650 Ribu Ton Beras Impor Sudah Masuk Indonesia

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menuturkan, sejak awal 2024, sudah masuk sebanyak 650 ribu ton beras. Ini merupakan realisasi dari kuota sebesar 3,6 juta ton untuk 2024.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 03 Apr 2024, 12:28 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan realisasi impor beras yang masuk ke Indonesia.(merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan realisasi impor beras yang masuk ke Indonesia. Mengingat 2024, Bulog masih memegang kuota impor beras untuk pemenuhan stok dalam negeri.

Bayu mengatakan,  sejak awal 2024 ini, sudah masuk sebanyak 650 ribu ton beras. Ini merupakan realisasi dari kuota sebesar 3,6 juta ton untuk 2024.

"Saat ini kurang lebih sudah sekitar 650 ribu yang sudah masuk atau masih di pelabuhan," kata Bayu dalam Media Gathering di Jakarta, dikutip Rabu (3/4/2024).

Dalam data yang dikantonginya, realisasi impor atas carry over dari penugasan 2023 sudah seluruhnya rampung. Kemudian, rencananya masih ada 350 ribu ton lagi yang akan masuk ke Indonesia untuk kuota 2024.

Angka itu sudah disepakati antara Bulog dengan sejumlah negara suplier. Sehingga, jika dihitung, akan ada sekitar 1 juta ton yang masuk pada 2024.

"350 ribu (ton) yang sudah kontrak. Jadi kira-kira hampir satu juta (ton beras impor)," ucapnya.

Perlu diketahui, ada 4 negara asal impor beras, yakni, Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Kamboja. Vietnam menjadi negara paling besar menyuplai beras ke Indonesia.

Sementara itu, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sendiri saat ini ada sebanyak 1,07 juta ton. Bayu menegaskan belum ada rencana menambah kuota impor lagi dari jatah sebesar 3,6 juta ton untuk 2024 ini.

Produksi Nasional Cukup

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku tak ada rencana untuk menambah impor beras tahun ini. Menurutnya, stok beras nasional bisa dipenuhi lewat penyerapan lokal.

 

 

2 dari 4 halaman

Tak Tambah Impor

Perum Bulog Kantor Wilayah Bogor, memasok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh pasar tradisional di wilayah Bogor. (Foto: Liputan6.com/Achmad Sudarno).

Bayu mengakui produksi dalam negeri saat ini tengah menemui tantangan. Badai kering El Nino menjadi salah satunya. Kemudian, ada tantangan selanjutnya berupa badai basah La Nina. Bayu optimistis produksi lokal bisa mencukupi kebutuhan nasional.

"InsyaaAllah cukup," kata Bayu dalam Media Gathering, di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Dia mengatakan, belum ada rencana untuk menambah impor tahun ini. Mengingat Bulog sudah mengantongi kuota impor sebesar 3,6 juta ton untuk 2024 ini.

Tak Tambah Impor

Angka ini di luar dari 1 juta impor atas carry over dari kuota yang ditetapkan sejak tahun 2023 lalu.

"Semoga tidak, dari yang 3,6 (juta ton) ya bukan dari yang 1 (juta ton). Pokoknya pada saat ini saya tidak berniat untuk minta tambahan (impor)," tegas Bayu.

Dia mengatakan, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini dalam kondisi aman. Data yang dikantonginya tercatat sebanyak 1,07 ton.

 

3 dari 4 halaman

Harga Masih Mahal, Bulog Kebut Impor Beras 2 Juta Ton

Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Perum Bulog sebagai operator pelaksana akan segera mempercepat realisasi impor beras sesuai Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan sejumlah 2 juta ton beras.

Penugasan impor dari pemerintah 3,6 juta ton, namun eksekusi sesuai dengan kebutuhan untuk penyaluran Bantuan Pangan, SPHP dan keperluan pemerintahan lainnya serta stok akhir tahun diatas 1,2 juta. Apabila produksi di dalam negeri meningkat, Perum Bulog pasti akan mengutamakan penyerapan dalam negeri.

"Dengan penambahan kuota impor dari pemerintah, Perum Bulog akan melaksanakan tugas untuk menjaga kepastian pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah," dikutip dari keterangan tertulis Perub Bulog, Kamis (21/3/2024).

⁠Impor tetap dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan masa panen dan neraca pangan perberasan.

Perum Bulog sigap untuk melaksanakan program pemerintah dalam rangka stabilisasi harga, agar masyarakat bisa mengakses beras dengan harga yang terjangkau.

Perum Bulog secara konsisten terus melakukan upaya-upaya untuk membantu mengatasi isu kelangkaan dan kenaikan harga beras, antara lain melalui program Bulpg Siaga.

 

4 dari 4 halaman

Harga Beras

Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejumlah harga pangan di tanah air mengalami penurunan di minggu kedua bulan suci Ramadhan. Dilansir dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 21 Maret 2024, misalnya harga komoditas cabai, daging ayam, beras hingga bawang merah mengalami penurunan.

Untuk komoditas cabai merah besar di kisaran Rp 32.200 per kg atau mengalami penurunan harga 56,63 persen. Kemudian, cabai merah keriting Rp 35.400 per kg atau turun 51,24 persen, cabai rawit hijau Rp 21.450 per kg atau turun 62,24 persen, dan harga cabai rawit merah Rp 35.250 per kg yakni turun 50 persen.

Selain itu, harga pangan yang mengalami penurunan ada bawang merah Rp 31.850 per kg atau turun 13,33 persen. Sementara untuk harga bawang putih masih mengalami mahal di kisaran Rp 41.00 per kg dari sebelumnya Rp 42.500 per kg.

Selanjutnya, harga daging ayam juga mengalami penurunan 17,66 persen yakni Rp 32.400 per kg. Untuk harga daging sapi di kisaran Rp 123.800 per kg atau turun 11,13 persen dari sebelumnya Rp 138.800 per kg

Sama halnya untuk komoditas beras medium juga turun 7,5 persen dikisaran Rp 14.800 per kg, sedangkan beras premium turun hingga 10,71 persen yakni Rp 15.000 per kg.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya