Inflasi Desember Tembus 0,41%, Tertinggi Sepanjang 2023

Komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,06 persen, bawang merah andil 0,04 persen, tomat andil inflasi 0,03 persen, cabai rawit andil inflasi sebesar 0,02 persen, beras andil 0,02 persen, dan telur ayam ras andil 0,02 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Jan 2024, 11:20 WIB
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah yang tidak sebesar prakiraan awal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, tingkat inflasi bulanan Desember 2023 merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.

"Penyumbang terbesar inflasi adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 1,07 persen dengan andil inflasi 0,29 persen," kata Amalia dalam konferensi pers pengumuman inflasi oleh BPS, Selasa (2/1/2024).

Dari angka ini komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,06 persen, bawang merah andil 0,04 persen, tomat andil inflasi 0,03 persen, cabai rawit andil inflasi sebesar 0,02 persen, beras andil 0,02 persen, dan telur ayam ras andil 0,02 persen.

Selain itu juga terdapat komoditas di luar makanan, minuman, dan tembakau yang juga memberikan andil signifikan terhadap inflasi secara bulanan (month to month).

"Antara lain, angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,02 persen, serta komoditas rekreasi dengan andil 0,01 persen," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi bulanan untuk Desember 2023 berkisar sebesar 0,60 persen secara bulanan (month to month), meningkat signifikan dari 0,38 persen dibandingkan November 2023.

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan musiman selama liburan Natal dan Tahun Baru.

"Dalam keranjang IHK, komoditas seperti makanan dan minuman terlihat mengalami kenaikan harga, memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap inflasi Desember 2023," kata Josua, di Jakarta (2/1/2024).

 

 

2 dari 2 halaman

Dampak El Nino

Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurutnya, lonjakan itu dipengaruhi oleh peningkatan permintaan secara musiman dan dampak El Nino. Kemudian, transportasi, rekreasi, hotel, dan restoran juga terpantau mengalami kenaikan harga selama periode liburan akhir tahun.

Sementara, untuk inflasi akhir tahun 2023, tingkat inflasi diperkirakan sebesar 2,81 persen menandai penurunan yang patut dicatat dari 5,51 persen yang tercatat pada tahun 2022. Penurunan signifikan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar dan energi global, yang mengakibatkan penurunan inflasi harga yang diatur pemerintah tahun ini.

"Proyeksi kami menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan akan berada di bawah target tengah sebesar 3 persen yaitu 2,81 persen yoy di Desember 23 (vs. 2,86 persen yoy di November 23)," ujarnya.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya