Keren, Kepadatan Gerbong KRL Nanti Bisa Dipantau Lewat Aplikasi

Nantinya calon penumpang bisa melihat tingkat kepadatan satu KRL terlebih dahulu sebelum menaikinya melalui aplikasi.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 26 Nov 2023, 18:00 WIB
Nantinya calon penumpang bisa melihat tingkat kepadatan satu KRL terlebih dahulu sebelum menaikinya melalui aplikasi.. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Penumpang KRL Jabodetabek kerap berdesakan di kereta atau gerbong tertentu, apalagi ketika jam sibuk. Namun, nantinya calon penumpang bisa melihat tingkat kepadatan satu KRL terlebih dahulu sebelum menaikinya melalui aplikasi.

Aplikasi yang dimaksud adalah C-Access yang dikembangkan PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter. Fitur pantau gerbong digadang akan bisa memberikan informasi yang diperlukan penumpang.

"Di situ ada indikator-indikator yang menunjukkan, 'oh gerbong 2-5 penuh, ternyata 6,7,8 kosong', bisa dilihat dari aplikasi tersebut," kata Direktur Utama KAI Commuter Asdo Atriviyanto di Jakarta, ditulis Minggu (26/11/2023).

Keunggulan Fitur

Dia mengungkap alasan pentingnya fitur ini. Misalnya, karena banyak orang yang tak bergerak merata diantara kereta-kereta KRL. Sebut saja, sering ada penumpukan pada kereta yang dekat dengan akses tangga di stasiun.

"Biasanya turun tangga, di eskalator ya sudah berdirinya di dekat situ, sehingga gerbong-gerbong itu saja yang penuh. Padahal gerbong lain masih ada yang longgar. Dengan aplikasi ini, kerja sama dengan google mudah-mudahan bisa lebih membantu penumpang KRL," paparnya.

Sebagai pelengkap, calon penumpang bisa memantau kepadatan stasiun juga lewat aplikasi. Nantinya, jika stasiun yang dituju mengalami kepadatan tinggi, akan ada rekomendasi stasiun lainnya yang terdekat.

"Kita bisa lihat paling padat stasiun mana sih? Lihat di aplikasi tersebut, 'oh ternyata Gondangdia lebih longgar, saya ke Gondangdia saja'," ungkapnya.

 

2 dari 3 halaman

Kartu Virtual

Sejumlah pengguna KRL saat melakukan tapping masuk di Stasiun KRL Commuter Line Sudirman, Jakarta, Jumat (30/12/2022). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan bahwa tarif KRL Commuter Line tidak akan mengalami kenaikan pada 2023 mendatang. Namun, skema pembayarannya akan dipisah antara penumpang yang mampu dan kurang mampu melalui tiket kartu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, Asdo mengungkap pihaknya juga sedang mengembangkan konsep kartu multi trip (KMT) virtual. Tujuannya sebagai pengganti kartu fisik yang nantinya digunakan di pintu stasiun.

Nantinya, penumpang cukup melakukan pemindaian atau scan menggunakam kartu virtual ini.

"Kita juga sedang mengembangkan KMT virtual. Jadi pengguna KRL gak usah khawatir, misalnya kartunya tertinggal di rumah, tinggal buka gadget-nya, itu akan muncul KMT virtual yg persis aslinya, itu bisa di tap di e-gate, electric gate," jelas Asdo.

Penumpang Dipredikao Turun Saat Nataru

Diberitakan sebelumnya, Jumlah penumpang KRL Commuter Line diprediksi akan mengalami penurunan hingga 50 persen pada saat libur Natal 2023 dan tahun baru 2024.

Kendati begitu, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, ada kemungkinan jumlah penumpang KRL Commuter Line bisa meningkat pada saat hari H Nataru, namun diprediksi tidak akan sepadat dihari kerja.

"Kalau pas waktu Nataru bisa sampai 50 persen, tapi pasti nanti di hari H-nya orang yang mau naik kereta dan jalan-jalan itu bisa naik tapi tidak akan sepadat di hari kerja," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, ditulis Sabtu (25/11/2023).

 

3 dari 3 halaman

Rata-Rata Mudik

Calon penumpang saat menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Senin (2/1/2023). Pemerintah pusat mengalokasikan subsidi pada kebijakan tarif yang sudah berlaku sekitar lima tahun terakhir sehingga pengguna KRL di Jabodetabek hanya perlu membayar Rp3.000 untuk 25 km pertama, dan Rp1.000 untuk setiap 10 km berikutnya. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Lebih lanjut Anne mengungkapkan, memang pada saat momen Nataru stasiun KRL Commuter Line justru sepi penumpang, karena rata-rata masyarakat sudah mudik.

"Justru kalau libur Natal kita itu sepi penggunanya, orang pada mudik. Jadi, kalau di sini kita jam kerja itu yang harus bener-bener memaksimalkan," ujarnya.

Adapun pihak KAI Commuter tidak akan melakukan pengurangan frekuensi perjalanan meskipun sepi penumpang. Karena mekanisme KRL Commuter Line itu headway, artinya ramai atau sepi pun akan terus beroperasi.

"Kalau kita itu kan headway ya, jadi mau dia sepi atau padat kan dia jalan terus. Paling kalau misalkan itu kita lihat jam-jam tertentu untuk perawatan," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya