Ketika Anak-Anak di Yaman yang Dilanda Perang Mengantre Air, Bukan Sekolah

Taez, kota terbesar ketiga di Yaman ini mengalami beberapa kekurangan air terburuk di negara di mana sekitar 14,5 juta orang - hampir setengah dari populasi - tidak memiliki akses ke air minum yang aman, menurut FAO.

oleh Arny Christika Putri diperbarui 18 Jun 2023, 19:00 WIB
Anak-anak di Yaman yang dilanda perang mengantre untuk mendapatkan air, bukan sekolah
Taez, kota terbesar ketiga di Yaman ini mengalami beberapa kekurangan air terburuk di negara di mana sekitar 14,5 juta orang - hampir setengah dari populasi - tidak memiliki akses ke air minum yang aman, menurut FAO.
Dalam foto yang diambil pada 8 Juni 2023 ini, seorang anak laki-laki mendorong kursi roda berisi jerigen untuk diisi dari truk tangki air di pinggiran kota ketiga Yaman, Taez. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Setiap hari saat fajar menyingsing, Salim Mohammad, 14 tahun, keluar dari rumah untuk mengambil air, berjalan kaki menyusuri kotanya di barat daya Yaman untuk ikut mengantre di tempat pengisian air minum terdekat. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Ia dan ketiga saudaranya berjalan setidaknya 1,6 kilometer dan menunggu, terkadang berjam-jam, berharap dapat mengisi jeriken mereka dan kembali tepat waktu ke sekolah. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Penderitaan remaja tersebut merupakan hal yang umum terjadi di Yaman, yang telah menduduki peringkat teratas di antara negara-negara yang mengalami kekurangan air di dunia bahkan sebelum konflik meletus pada tahun 2015. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Perpaduan mengerikan antara perang dan perubahan iklim hanya memperparah masalah air di negara itu. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), air tanah di Yaman terkuras dua kali lipat lebih cepat daripada yang bisa diisi ulang. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Dengan laju saat ini, negara termiskin di Semenanjung Arab ini akan kehabisan air tanah dalam waktu 20 tahun, kata FAO. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Jaringan air ledeng di negara itu hanya menjangkau kurang dari 30 persen penduduk Yaman, sehingga memaksa jutaan orang bergantung pada perusahaan swasta atau sumur yang tidak aman, ujar Ralph Wehbe dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC). (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Dengan pasokan air yang sangat terbatas, banyak orang tua yang membutuhkan bantuan anak-anak mereka untuk mendapatkannya. (AHMAD AL-BASHA / AFP)
Mereka terpaksa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan air bagi keluarga mereka ... alih-alih pergi ke sekolah. (AHMAD AL-BASHA / AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya