Studi: Alasan Anak Sulung Cenderung Lebih Pintar dari Adiknya

Kita semua tumbuh dengan mendengarkan stereotip seperti anak tertua adalah yang paling bijaksana. Dari generasi ke generasi, anak sulung telah dijunjung tinggi dalam keluarga karena beberapa alasan yang tidak berani ditanyakan oleh siapa pun.

oleh Camelia diperbarui 03 Mei 2023, 09:00 WIB
Studi: Alasan Anak Sulung Cenderung Lebih Pintar dari Adiknya/copyright Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Kita semua tumbuh dengan mendengarkan stereotip seperti anak tertua adalah yang paling bijaksana. Dari generasi ke generasi, anak sulung telah dijunjung tinggi dalam keluarga karena beberapa alasan yang tidak berani ditanyakan oleh siapa pun.

Untuk keputusan penting yang harus diselesaikan, kami kebanyakan memandang anak sulung dari keluarga karena di suatu tempat muncul anggapan bahwa mereka secara intelektual lebih unggul daripada adik-adik mereka. Urutan kelahiran memainkan peran penting dalam bagaimana intelektual, dominasi, dan otoritas diputuskan di sebagian besar keluarga.

Sebuah studi tahun 2016, yang diterbitkan dalam Journal of Human Resources mengatakan bahwa anak sulung secara akademis lebih intelektual dan sukses daripada saudara kandung lainnya karena orang tua cenderung lebih banyak berinvestasi pada mereka.

Studi ini didasarkan pada Children of National Longitudinal Survey of the Youth di mana ribuan anak di AS diwawancarai secara teratur sejak 1979. Informasi yang berkaitan dengan pekerjaan, pendapatan, hasil kelahiran, dan kesehatan anak usia dini juga dimasukkan dalam penelitian ini.

“Orangtua pertama kali cenderung ingin melakukan segalanya dengan benar dan umumnya memiliki kesadaran yang lebih besar tentang interaksi mereka dengan dan investasi pada anak sulung,” rekan penulis studi Jee-Yeon K. Lehmann mengatakan kepada Today, Selasa (2/5/2023).

"Dengan setiap anak berikutnya, orangtua cenderung lebih santai terhadap apa yang mereka anggap sebagai kebutuhan yang tidak penting bagi anak-anak mereka," kata Lehmann, yang juga seorang ekonom di Analysis Group di Boston kepada media.

2 dari 4 halaman

Anak sulung mendapatkan simulasi mental yang maksimal.

Ilustrasi Anak Mengonsumsi Buah dan Sayur Credit: pexels.com/pixabay

Studi tersebut menemukan bahwa meskipun orangtua memberikan cinta yang sama kepada semua anak mereka, anak sulung mendapatkan simulasi mental yang maksimal.

Menurut Lehmann, "Semua kegiatan belajar yang Anda lakukan dengan anak pertama Anda sebagai orangtua yang bersemangat, gugup, dan terlalu bersemangat tampaknya memiliki dampak positif dan jangka panjang pada perkembangan mereka."

Dia mengatakan lagi kepada Today bahwa, "Pelajaran di sini untuk orangtua adalah bahwa jenis investasi yang Anda lakukan pada anak-anak Anda sangat berarti, terutama yang Anda lakukan dalam beberapa tahun pertama kehidupan anak-anak."

3 dari 4 halaman

Perilaku orangtua dalam mengasuh anak kedua dan selanjutnya banyak berubah

Ilustrasi kakak dan adik. (Photo by Annie Spratt on Unsplash)

Para peneliti mengatakan bahwa perilaku orangtua dalam mengasuh anak kedua mereka dan setelah itu banyak berubah setelah kelahiran pertama dan itu mungkin berdampak pada IQ keseluruhan anak-anak.

Selain pola asuh, para peneliti memperhatikan beberapa perubahan lain dalam sikap orangtua. Misalnya ibu hamil tidak tertarik dalam melakukan perawatan prenatal atau tidak serius dalam mengurangi asupan makanan tak bergizi. Ini, kata mereka, memengaruhi investasi terhadap anak yang lahir setelah anak pertama.

4 dari 4 halaman

Anak sulung memiliki keunggulan intelektual atas saudara mereka

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/ben white

Studi tersebut menemukan bahwa anak yang lahir belakangan cenderung lebih sehat daripada anak yang lahir pertama. Meskipun yang lebih tua memiliki keunggulan intelektual atas saudara mereka, yang terakhir memiliki kesehatan yang baik, para peneliti mengatakan meskipun alasan di balik ini tidak diketahui.

Sebuah studi berbeda pada tahun 2015 menemukan bahwa anak sulung lebih cenderung kelebihan berat badan dan tidak sehat dibandingkan adiknya. Untuk penelitian di Selandia Baru, total 13.400 pasangan bersaudara telah diteliti.

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya