Bantah Dugaan Korupsi, Pasar Jaya: Beras Menguning di Pulogadung Sisa Usaha Ritel Bukan Bansos

Corporate Secretary (Corsec) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya Muhammad Fachri buka suara soal dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) DKI 2020.

oleh Winda Nelfira diperbarui 18 Jan 2023, 13:51 WIB
Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Corporate Secretary (Corsec) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya Muhammad Fachri buka suara soal dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) DKI 2020. Dia menyebut tumpukan beras menguning di gudang penyimpanan Pasar Jaya, Pulogadung, ialah sisa usaha ritel, bukan beras bansos.

Sebelumnya, dugaan korupsi bansos Pemprov DKI Jakarta 2020 ini mencuat dari kicauan Rudi Valinka melalui thread di akun Twitter @kurawa pada Senin, 9 Januari 2023. Dia mengungkapkan ada 1.000 ton beras bansos yang hingga kini masih disimpan di gudang penyimpanan Pasar Jaya yang berada di Pulogadung, Jakarta Timur.

"Untuk beras di gudang Pulogadung itu sisa usaha Pasar Jaya dari usaha ritel," kata Fachri kepada wartawan, dikutip Rabu (18/1/2023).

Dia menjelaskan bahwa kewajiban Pasar Jaya sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang diamanatkan Pemerintah Povinsi (Pemprov) DKI melalui Dinas Sosial terkait penyaluran bansos DKI 2020 telah diselesaikan.

"Jadi gini ya saya jelaskan konstruksinya. Pasar Jaya dalam hal bansos sudah menuntaskan pekerjaannya. Apa yang sudah diamanatkan Dinsos untuk penyaluran (bansos DKI 2020) itu sudah selesai," jelas dia.

Fachri menyampaikan bahwa beras menguning yang viral di media sosial itu murni merupakan beras sisa stok retail atau buffer stock milik Pasar Jaya. Dia tak menampik kondisi stok beras itu memang sudah menguning karena kualitas beras yang menurun.

"Jadi gini, saat proses bansos kan umpamanya nih dari Dinsos pesan 10. Kami selesai kirimkan 10. Saat proses mau kirim 10, kami juga butuh persediaan. Kenapa? Karena saat pengepakan kan ada (beras) yang pecah, beras yang apalah tidak mungkin disalurkan. Jadi kalau kami dapat proyek 10 ya pasti ada buffer supaya proyek itu lancar," terang dia.

2 dari 2 halaman

Buka Tender Lelang

Pedagang menata beras dagangannya di PD Pasar Jaya Gondangdia, Jakarta, Jumat (19/1). Kementerian Perdagangan akan merevitalisasi 1.200 pasar tradisional pada 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Fachri menyebut kendati sisa stok beras sudah tak layak konsumsi, pihaknya membuka tender secara terbuka guna melelang sisa stok beras yang ada. Lelang, kata dia sudah berjalan sejak November 2022 dengan total beras sebanyak 920 ton, tapi gagal.

"Ya memang lelang kemarin itu gagal. Saya enggak tahu persis ya. Jadi di awal informasinya gagal. Kami ajukan lelang lagi di 31 Januari 2023," ungkap dia.

Menurut Fachri beras dengan kondisi menguning dilelang dengan tujuan tak dikonsumsi manusia ataupun hewan. Meskipun demikian, dia mengaku tak mengetahui peminat bakal memproses beras sisa stok tersebut dengan tujuan apa.

"Di dalam lelang sudah kami transparan umumkan ada dua hal yang wajib dipahami oleh peminat bahwa itu tidak layak dikonsumsi oleh manusia atau hewan secara langsung. Jadi itu tidak untuk konsumsi," katanya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya