Hadapi Varian Omicron di Tengah Pandemi COVID-19: Boleh Lelah tapi Jangan Menyerah

Rasa lelah mungkin sudah hadir atau mungkin hilang dan muncul dalam perasaan selama dua tahun terakhir ini, tapi perjuangan belum selesai dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia ini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 05 Mar 2022, 16:00 WIB
Pengendara melintas di depan mural protokol kesehatan COVID-19 di Jakarta, Minggu (21/11/2021). Untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, pemerintah akan menerapkan kebijakan PPKM Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia selama masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Dua tahun sudah kita hidup berjuang melawan COVID-19 di Indonesia. Rasa lelah mungkin telah hadir atau mungkin hilang dan muncul dalam perasaan selama dua tahun terakhir ini, tapi perjuangan belum selesai dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia ini.

"Iya, kita boleh lelah tapi jangan nyerah," kata dokter spesialis penyakit dalam Ceva Wicaksono Pitoyo.

"Kalau lelah, kita semua lelah tapi mari berjuang bersama-sama," kata Ceva dalam diskusi daring yang disiarkan di YouTube Kemenkes bertajuk Waspada Omicron ditulis Jumat (4/3/2022).

Saat ini, penularan COVID-19 masih terjadi di Tanah Air. Ketika penularan masih tinggi maka potensi virus bermutasi untuk menjadi lebih berbahaya dari Delta atau pun jadi lebih ringan saja bisa terjadi.

Protokol kesehatan ketat harus tetap dilakukan terlebih pada saat ini kala varian Omicron mendominasi penularan infeksi COVID-19.

"Pada Omicron, mutasi ada di bagian asam amino virus ini. Mutasi yang terjadi membuat virus jadi mudah menempel pada sel-sel tubuh manusia," kata Ceva.

Ia mengibaratkan Omicron seperti hewan yang memilki cakar dan gigi. Pada bagian cakar lebih tajam sehingga mudah melompat dan mencengkram. Namun, giginya tidak tajam atau taringnya tumpul sehingga bila digigit tidak terlalu dalam.

"Pada Omicron, persentase meninggal memang lebih kecil tapi dalan penularan lebih ganas karena bisa 5x mudah menular dari varian sebelumnya," terang Ceva.

2 dari 3 halaman

Dari Pandemi ke Endemi

Bersabar dan beradaptasi dengan tetap disiplin protokol kesehatan adalah cara untuk tetap bertahan selama pandemi. Hal ini perlu dilakukan mengingat kapan endemi terjadi belum diketahui. Seluruh elemen masyarakat mau tak mau harus mampu beradaptasi dengan segala perubahan. 

“Sesuai prediksi para ahli, pandemi akan berlangsung lama, tidak ada yang tahu berapa lama, sehingga kita harus dapat beradaptasi agar tetap bisa hidup secara produktif, dan menjaga sistem kesehatan kita agar selalu kuat dan menjaga roda perekonomian agar terus berjalan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat acara Economy and Environment: Towards a Revolutionary Future, Kamis (24/2/2022) 

3 dari 3 halaman

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19.

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya