Eks Karyawan Facebook: Mark Zuckerberg Harusnya Mundur dari Jabatan CEO

Eks karyawan Facebook menyebut Mark Zuckerberg seharusnya mundur dari posisinya sebagai CEO Facebook.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 02 Nov 2021, 13:30 WIB
CEO Mark Zuckerberg di Facebook Communities Summit 2019. Kredit: Facebook

Liputan6.com, Jakarta - Eks karyawan Facebook yang juga jadi pelapor kasus Facebook Papers, Frances Haugen, menyebut Mark Zuckerberg harusnya mundur dari posisi CEO. Menurut Haugen, para pemegang saham harusnya dapat memilih CEO.

"Saya pikir Facebook akan lebih kuat jika memiliki seseorang yang fokus pada keselamatan," kata Haugen, dikutip dari CNBC, Selasa (2/1/2021).

Ketika ditanya wartawan, Frances Haugen berbicara mengenai suara mayoritas Zuckerberg di perusahaan berkat saham yang dimilikinya. Zuckerberg memang memiliki kontrol kuat atas arah perusahaan berkat struktur saham kelas ganda Facebook.

Hal ini memberi Mark Zuckerberg mayoritas saham dengan hak suara dan membuat hampir tidak mungkin bagi dewan atau pemegang saham untuk memaksanya keluar dari Facebook Inc yang kini bernama Meta.

Selain itu, Mark Zuckerberg mengaku tidak berniat untuk mundur dari posisinya dalam waktu dekat. Apalagi nilai saham Facebook (Meta) naik hampir 21 persen pada tahun ini.

Sekadar informasi, komentar di atas adalah hal terjauh yang dilakukan Haugen untuk meminta Mark Zuckerberg mundur dari puncak kepemimpinannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tak Mungkin Facebook Berubah Kalau Mark Zuckerberg Masih Jadi CEO

THUMBNAIL FACEBOOK

Frances Haugen telah berulang kali mengatakan, dia memutuskan membocorkan dokumen internal perusahaan karena dirinya peduli dan percaya pada Facebook dan kapasitasnya untuk berubah.

"Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika dia (Mark Zuckerberg) tetap menjadi CEO. Dan saya berharap dia dapat melihat, ada begitu banyak hal baik yang bisa dilakukan di dunia dan mungkin ini adalah kesempatan bagi orang lain untuk mengambil kendali," kata wanita berjulukan Facebook wistleblower ini.

Haugen percaya, Mark Zuckerberg masih bisa tumbuh. "Melakukan kesalahan tidak membuatnya jadi orang jahat. Namun, sangat tidak dapat diterima jika (seseorang) membuat kesalahan buruk yang sama setelah Anda tahu bahwa itu adalah kesalahan. Saya yakin dia bisa berubah," katanya.

Perempuan berusia 37 tahun ini juga membahas tentang rebranding Facebok menjadi Meta.

3 dari 4 halaman

Rebranding Meta Tak Bijak

Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

"Berkali-kali Facebook memilih ekspansi di area baru daripada tetap berpegang pada apa yang telah mereka lakukan," katanya.

Ia menambahkan, "Saya merasa tidak habis pikir saat Anda membaca dokumen itu, menyatakan dengan sangat jelas tentang perlunya lebih banyak sumber daya pada sistem keselamatan yang sangat mendasar."

Haugen mengatakan, alih-alih berinvestasi untuk memastikan platform memiliki tingkat keamanan minimal, Facebook malah menginvestasikan 10.000 engineer dalam video game. "Saya tidak dapat membayangkan di mana masuk akalnya hal ini," katanya.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Meta mengatakan, sebuah perusahaan bisa membangun teknologi baru sekaligus berinvestasi untuk menjaga keselamatan orang.

"Kami dapat melakukan kedua hal ini pada saat yang sama, dan memang demikian," katanya.

(Tin/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Facebook

Infografis skandal kebocoran data Facebook

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya