Nadiem Makarim Sebut Bambu Bisa Jadi Solusi Cegah Bencana Perubahan Iklim

Nadiem Makarim mengatakan tanaman bambu bisa menjadi solusi untuk mencegah bencana perubahan iklim.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Okt 2021, 12:35 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim (kiri) saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet serta isu-isu kesiapan rekrutmen guru honorer tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim turut menyoroti isu perubahan iklim yang akan berdampak pada Indonesia. Nadiem mengatakan tanaman bambu bisa menjadi solusi untuk mencegah bencana perubahan iklim.

"Jadi ini satu hal yang menjadi masalah dunia, tapi Indonesia akan menjadi salah satu korban dari perubahan iklim. Dan bambu bisa jadi solusinya, karena bambu itu tumbuh cepat, bambu itu bisa tumbuh di berbagai macam pulau," ujar Nadiem Makarim dalam video di akun Instagram Bamboo Foundation, Rabu (20/10/2021).

"Dan setelah itu bambu bisa digunakan sebagai kayu semua jenis barang apa saja," lanjut Nadiem Makarim.

Disebutkan, bambu dapat menyerap hingga 50 ton karbon per hektar setiap tahunnya. Karbon merupakan salah satu gas yang memicu perubahan iklim secara global.

Sementara itu, Arif Rabik, pendiri Indobamboo mengatakan bahwa bambu memiliki begitu beragam potensi. Tanaman ini bahkan sudah inheren dengan budaya nusantara.

"Yang jelas dari Sabang sampai Merauke itu kelompok-kelompok adat sudah memiliki budaya bambu dan cara-cara untuk memanfaatkan puluhan jenis bambu untuk jadi sumber makanan, serat, anyaman dan mengenal bambu dari lahir sampai meninggal," katanya.

2 dari 2 halaman

Hanya Ada 2 Hektare

Namun saat ini, kata Arif tanaman bambu di Tanah Air hanya menempati lahan seluas kurang dari 2 hektare saja. Padahal sebelum Perang Dunia II memiliki lebih dari 27 juta hektar bambu.

"Berarti di konteks modern kita bambu agak kurang kelihatan manfaatnya. Harusnya dengan inovasi yang sudah dilakukan dan sudah diaktifkan di luar negeri, di China di Amerika Selatan yang sampai ada kereta api dari bambu, selang-selang dan pipa-pipa industri dari bambu, lantai dari bambu, bangunan tingkat dari bambu," katanya.

Arif menilai harusnya ikatan budaya Indonesia di era modern dengan bambu lebih kuat bukan sebaliknya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya