Bayar Tol Tanpa Henti MLFF Dimulai September 2022

BPJT menargetkan untuk mengimplementasikan transaksi jalan tol tanpa henti atau Multi Lane Free Flow (MLFF) pada September 2022.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Sep 2021, 16:04 WIB
Kendaraan melintasi Gerbang Tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Senin (18/1/2021). PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan penyesuaian tarif tol lingkar luar Jakarta (JORR) seperti W2S, W2U, S, E, Ulujami-Pondok Aren, ATP, dan Bintaro Viaduct-Pondok Ranji. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan bayar tol tanpa henti atau Multi Lane Free Flow (MLFF) ditargetkan berlaku secara bertahap mulai September 2022. Pelaksanaan sistem ini memiliki beberapa keunggulan.

"Target implementasi secara bertahap dimulai September 2022, dan implementasi penuh paling lambat September 2023," kata Kepala BPJT, Danang Parikesit, dalam paparannya di webinar, Rabu (8/9/2021).

Dia membeberkan beberapa keunggulan transaksi jalan tol tanpa henti. Seperti, menghilangkan kemacetan di gerbang tol agar tidak adanya antrean kendaraan saat transaksi pembayaran.

Kemudian, mengurangi polusi dan emisi karbon. Serta mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka opsi seluruh instrumen pembayaran

Selain itu, efisiensi biaya operasional jalan tol dengan jaminan penerimaan 100 persen pendapatan tol.

Danang juga membeberkan bahwa sistem MLFF dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dan mengurangi emisi hingga 35 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pandemi Jadi Momentum Modernisasi Jalan Tol

Penurunan volume lalu lintas di empat gerbang tol (GT) utama sebesar 40 persen selama PPKM Darurat Jawa-Bali pada periode 3-20 Juli 2021. (Dok Jasa Marga)

Menteri Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk terus meningkatkan tata kelola sistem layanan jalan tol dengan menjadikan masa Pandemi COVID-19 sebagai momentum untuk memperbaiki sistem operasi. Termasuk dengan memanfaatkan teknologi menuju modernisasi Sistem Operasi Jalan Tol (Intelligent Tollroad System).

"Saya berkeyakinan bahwa masa pandemi ini merupakan momentum untuk memperbaiki tata kelola pelayanan publik dan menyehatkan perusahaan operator jalan tol. Seperti yang sudah terjadi pada sistem pelayanan kesehatan yang terus ditingkatkan dengan adanya pandemi," kata Menteri Basuki dalam Webinar bertajuk Promoting the Intelligent Toll Road System in Indonesia, Kamis (29/7/2021).

Ditambahkan Menteri Basuki, dengan semakin banyaknya ruas tol yang beroperasi, tantangan yang muncul adalah manajemen lalu lintas jalan tol yang semakin kompleks. Sehingga pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kinerja operasi jalan tol jadi kebutuhan.

Tercatat hingga akhir 2020 lalu, telah dioperasikan 2.346 km jalan tol oleh 40 BUJT yang meliputi 60 ruas di seluruh Indonesia.

"Tantangan manajemen lalu lintas jalan tol tidak hanya untuk kebutuhan mengelola 1,3 miliar transaksi di tahun 2020 dengan nilai Rp 22 Triliun, tetapi juga termasuk tata kelola pengoperasian lalu lintasnya untuk menekan fatalitas kecelakaan yang ada," imbuhnya.

Menurut dia, Intelligent Toll Road System atau Tollroad 4.0 akan menjadi fitur pengoperasian jalan tol di masa depan, dan akan diawali dengan implementasi sistem transaksi nirsentuh dan teknologi pemantauan kendaraan berat ke depan.

Dalam mendorong modernisasi layanan jalan tol, Menteri Basuki menyebut Kementerian PUPR tidak akan berhenti pada implementasi sistem transaksi nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) yang akan mulai diterapkan pada 2023.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya