Sukses

Pecahan Komet Melintas di Atas Spanyol dan Portugal

ESA memperkirakan komet itu terbang di atas Spanyol dan Portugal.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah benda langit melintasi langit negara Spanyol dan Portugal pada 18 Mei 2024. Melansir laman resmi European Space Agency (ESA), Selasa (21/05/2024), sebuah pecahan komet tiba-tiba menerangi langit dengan warna hijau kebiruan.

ESA awalnya mengatakan benda luar angkasa tersebut merupakan meteor. Di cuitan terpisah, ESA mengatakan objek luar angkasa ini tidak dilacak atau dilaporkan sebelum sampai ke Bumi.

Tidak lama setelahnya, ESA mengonfirmasi bahwa objek luar angkasa tersebut merupakan bongkahan komet berukuran kecil. ESA memperkirakan komet itu terbang di atas Spanyol dan Portugal.

Komet tersebut meluncur dengan kecepatan hingga 45 km/detik sebelum terbakar di atas Samudera Atlantik di ketinggian sekitar 60 km. Observatorium Calar Alto di Spanyol juga mengatakan analisis awal yang dilakukan oleh Institute of Astrophysics Andalusia menemukan objek tersebut berasal dari komet.

Video yang memperlihatkan penampakan komet ini langsung viral di media sosial. Sebagian besar video memperlihatkan langit malam yang gelap tiba-tiba menjadi sangat terang.

Warna hijau kebiruan ketika komet itu melintas dengan kecepatan tinggi. Salah satu video diambil di tengah konser yang digelar di Barcelos, Portugal saat seorang penyanyi sedang tampil di atas panggung.

Video lainnya memperlihatkan langit di Porto, Portugal yang tiba-tiba jadi sangat terang selama beberapa detik. Tidak sedikit juga warga yang menghubungi layanan gawat darurat untuk melaporkan fenomena tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa Itu Komet

Dikutip dari laman NASA Space Place pada Selasa (21/05/2024), komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit berbentuk elips. Komet sering disebut sebagai bintang berekor, meskipun komet bukanlah bintang.

Para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 10 miliar komet di luar angkasa. Seperti anggota tata surya lainya, komet bergerak mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk elips atau lonjong.

Nama komet berasal dari bahasa Yunani, “kometes”, berarti rambut panjang. Orang Jawa menyebut komet sebagai “lintang kemukus” karena memiliki ekor seperti kukusan.

Komet terbentuk dari campuran es, debu, dan batuan yang membentuk sebuah benda langit. Proses terbentuknya komet dimulai di awan debu dan gas raksasa yang ada di luar angkasa yang disebut nebula.

Di dalam nebula ini, gravitasi mulai bekerja untuk menarik materi yang ada ke dalam satu titik. Proses ini dikenal sebagai gravitasi runtuh.

Ketika materi ini berkumpul dalam satu titik yang padat, disebut inti komet. Ukuran komet dapat mencapai beberapa kilometer.

Ketika inti komet terbentuk, pergerakan planet-planet dalam tata surya bisa mengganggu jalur inti dan mengirimnya ke orbit yang sangat panjang. Hal inilah yang menjadi awal perjalanan komet melalui ruang angkasa.

 

3 dari 3 halaman

Komet-Komet di Sekitar Bumi

Melansir laman Live Science pada Selasa (14/05/2024) lintasan orbit komet dapat diamati dari bumi, bahkan dengan mata telanjang. Ada banyak komet yang melintas di dekat bumi, mulai dari beragam warna, ukuran, hingga jenis ekor yang ditampilkan.

Salah satu komet yang melintas di sekitar Bumi pada Mei 2024 adalah Komet 12P/Pons-Brooks. Komet 12P/Pons-Brooks punya julukan sebagai komet bertanduk dan komet iblis.

Sebab, bentuk komet ini yang unik berkat debu dan gas yang dilontarkannya yang menciptakan bentuk tanduk. Nama komet ini berasal dari dua ahli astronomi terkemuka di dunia, yakni Jean-Louis Pons dan William R Brooks.

Komet ini mengorbit pada matahari dengan rentang waktu 71 tahun untuk menyelesaikan satu putaran. Pons-Brooks akan berada di titik terdekatnya dengan bumi hingga Juni 2024.

Menariknya, sejak Maret hingga April lalu, komet ini sudah bisa dilihat pada bagian Bumi utara. Sementara, pada Mei 2024, sang komet bisa diamati dari belahan Bumi selatan dengan magnitudo visual hingga 5.

Jika beruntung, kamu dapat melihat komet Pons-Brooks dengan mata telanjang. Namun lebih disarankan untuk menggunakan teleskop ketika akan mengamati komet ini.

Waktu untuk melihat komet 12P/Pons-Brooks pada 2024 bisa dibilang menjadi sangat penting. Sebab, komet ini diperkirakan tidak akan melintasi langit malam rosella setidaknya hingga 2095 mendatang.

Komet 13P/Olbers atau komet Olbers juga akan berada di sekitar Bumi. Komet ini berada pada konstelasi Auriga untuk saat ini.

Saat ini, jarak komet ini dari bumi sekitar 330.558.153 km atau sekitar 2,2 au (astronomical units). Komet Olbers turut mengorbit pada matahari, namun ia punya lintasan orbit berbentuk elips yang memanjang.

Butuh waktu setidaknya 69 tahun bagi komet ini untuk menyelesaikan sekali orbit kepada matahari. Jika melihat jarak komet Olbers saat ini, komet ini termasuk cukup dekat dan akan terus mendekat hingga Agustus mendatang.

Apalagi tingkat kecerahan cahaya yang dipantulkan oleh komet Olbers bisa dibilang cukup terang sepanjang Mei 2024 ini. Komet ini dapat teramati hingga pada magnitudo visual 8 hingga 9.

Komet ini terlihat paling cerah pada 17 Mei lalu, dengan skala magnitudo visual 8,66.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini