Euro 2020 / 2021: Lewis Hamilton Marah 3 Pemain Inggris Kena Serangan Rasis

Juara dunia F1, Lewis Hamilton ikut murka dengan serangan rasis kepada tiga pemain muda Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka. Hamilton, yang juga berasal dari Inggris meminta serangan rasis dihentikan.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 14 Jul 2021, 07:00 WIB
Pembalap Max Verstappen (kanan) melakukan selebrasi bersama Lewis Hamilton usai memenangkan F1 GP Prancis di Sirkuit Paul Ricard, Le Castellet, Prancis, Minggu (20/6/2021). Max Verstappen tercepat di F1 GP Prancis. (Nicolas Tucat/Pool via AP)

Liputan6.com, London - Juara dunia F1, Lewis Hamilton ikut murka dengan serangan rasis kepada tiga pemain muda Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka. Hamilton, yang juga berasal dari Inggris meminta serangan rasis dihentikan.

Rashford, Sancho, dan Saka menjadi sasaran serangan setelah gagal mengeksekusi penalti di final Euro 2020 / 2021, Senin (12/7/2021) dinihari WIB melawan Italia. Akibatnya, Inggris kalah 2-3 di babak adu penalti usai bermain imbang 1-1 selama 120 menit.

"Serangan rasis di media sosial kepada pemain kita setelah pertandingan kemarin tidak bisa diterima," tulis Hamilton di akun instagramnya.

"Kejelekan semacam itu harus dihentikan. Toleransi dan rasa hormat untuk warna kulit para pemain haruslah umum. Kemanusiaan kita tidak memerlukan syarat," tulisnya lagi.

Pertandingan Inggris vs Italia digelar di Wembley. Bermain di hadapan publik sendiri, Inggris unggul lebih dahulu lewat Luke Shaw (2').

Italia membalas di babak kedua berkat sepakan Leonardo Bonucci memanfaatkan kemelut di depan gawang Inggris. Skor 1-1 bertahan hingga babak perpanjangan waktu selesai.

Di babak adu penalti, Andrea Belotti gagal memasukkan bola bagi Italia. Sementara bagi Inggris, Rashford, Sancho, dan Saka yang gagal.

 

Saksikan Video Euro 2020 / 2021 di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Masih Punya Pekerjaan Rumah

Bukayo Saka, Jadon Sancho, dan Marcus Rashford menjadi korban rasialisme online setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti untuk Timnas Inggris di final Euro 2020. (AFP/Frank Augstein)

Lebih lanjut, Hamilton menilai serangan kepada para pemain membuktikan masih ada pekerjaan rumah soal rasisme. Menurutnya, masyarakat tidak perlu mensyaratkan prestasi bagi para pemain minoritas atau kulit hitam.

"Saya seperti kalian, sangat ingin juara. Tetapi ada yang lebih besar daripada hal tersebut. Namun demikian, perilaku buruk yang ditunjukkan segelintir orang membuktikan masih ada pekerjaan yang belum tuntas," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Paceklik 55 Tahun

Sementara itu, kekalahan dari Italia menambah panjang paceklik gelar juara Inggris. Tim Tiga Singa terakhir kali merengkuh trofi pada Piala Dunia 1966.

Kala itu, Inggris menang 4-2 atas Jerman Barat di Wembley. Setelahnya, Inggris kerap hanya menjadi penggembira di Piala Dunia atau Euro.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya