Ahli Beberkan Kunci Mengubah Rasa Takut Jadi Pribadi yang Lebih Positif

Menanggapi stigma masyarakat terhadap standar kecantikan atau ideal sikap seseorang membuat rasa percaya diri menurun.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi Korban Body Shaming Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Badan ramping, hidung mancung, kulit bersih, dan alis simetris seakan menjadi standar kecantikan sejak dahulu. Pandangan ini membuat sebagian orang setuju sampai mereka lupa diri untuk menyeimbangkan antara ekspetasi dan realita. Kemungkinan besar doktrin tersebut dapat menganggu kesehatan mental karena rasa percaya diri semakin menurun.

Bukan hanya itu, terlena dengan standar yang ditetapkan sekelompok orang membuat kita menjadi kurang menerima kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Hidup kita jadi kurang bergairah menjalani aktivitas sehari-hari. Kesehatan mental pun akan memburuk

Untuk itu penting memahami body positivity dan self love. Sehingga diri lebih bisa menghargai apa yang kita miliki. Dari situ kita akan merasakan kebahagiaan tersendiri.

Ashna Dhanuka, seorang life coach bersertifikat menjadi salah satu orang yang membantu orang untuk mengubah cara pandang mereka terhadap diri sendiri.

Ia membimbingi mereka untuk membangun kepercayaan diri sehingga meereka lebih legowo menerima tubuh mereka sendiri terhadap opini negatif masyarakat.

"Kuncinya di sini adalah melihat cermin dan kamu harus berusaha mencintai diri sendiri. Mulailah untuk melakukannya dan kamu akan merasa lebih baik," jelas Ashna seperti dikutip dari Mid-day.com pada Selasa (29/06/2021).

2 dari 2 halaman

Jadi Diri Sendiri

Ilustrasi percaya diri. (Sumber: Pixabay)

Berkenaan dengan hari kelahirannya, Ashna berbagi pendapat mengenai pentingnya cinta diri dan kepercayaan diri. Ia percaya sangat penting untuk menghargai, menghormati dan menerima keunikan tubuh kita.

Jangan terpacu terhadap kelemahan kita di depan umum. Namun lebih mengembangkan hubungan yang lebih sehat dan realistis dengan tubuh kita.

Ketika orang mencoba menjadi seseorang yang bukan diri mereka. Orang tersebut bisa mengalami stres atas kemarahan.

"Setiap orang mempunyai potensinya masing-masing. Untuk itu jadilah diri sendiri," lanjutnya.

Tujuan kita adalah untuk tetap sehat secara mental dan fisik. Oleh sebab itu, dalam prosesnya kita wajib mencintai dan merawat tubuh kita.

Ia mengajak orang untuk mengubah cara pandang atau pola pikir mereka terhadap diri sendiri. Jadilah versi yang terbaik bagi diri kita sendiri sehingga memberikan kehidupan yang terbaik yang kita miliki.

 

Reporter: Bunga Ruth

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya