70 Persen Milenial Lebih Tertarik Beli Rumah Dibanding Apartemen

Spanjang kuartal I 2021, 70 persen milenial lebih tertarik untuk membeli rumah daripada apartemen melalui daring

oleh Septian Deny diperbarui 08 Mei 2021, 16:30 WIB
Pemilik rumah membuat rangka penguat dapur rumah di Perumahan Griya Samaji,Cieseng, Bogor, Rabu (19/02/2020). BTN pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Lamudi, sepanjang kuartal I 2021 ternyata 70 persen milenial lebih tertarik untuk membeli rumah daripada apartemen melalui daring. Rentan umur milenial tersebut berkisar antara 25 hingga 41 tahun.

Menurut Managing Director Lamudi Mart Polman,banyaknya milenial yang tertarik untuk membeli rumah dikarenakan tinggal di rumah tapak dianggap lebih aman daripada apartemen.

Selain itu, luas rumah yang lebih besar daripada unit apartemen menjadi salah satu faktor pemicu mengapa mereka lebih tertarik untuk membeli rumah.

“Meski begitu, kami melihat adanya peningkatan permintaan apartemen sebesar lebih dari 140 persen pada awal tahun 2021, dibandingkan dengan awal 2019,” ungkap Mart.

Mart mengatakan, saat ini sebenarnya merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti karena pemerintah telah memberikan berbagai stimulus untuk mendorong minat seseorang untuk membeli hunian.

Contohnya seperti adanya pelonggaran Loan to Value (LTV) hingga 100 persen, dengan adanya aturan ini setiap konsumen bisa membeli rumah tanpa down payment (DP). Kemudian ada juga pemberian insentif potongan PPN untuk rumah ready stock dengan harga maksimal Rp 5 miliar.

“Pemerintah saat ini juga telah melarang masyarakat untuk bepergian mudik. Nah, budget yang biasanya digunakan untuk perjalanan pulang kampung bisa dialihkan untuk membeli rumah minimal untuk pembayaran uang DP,” kata Mart.

Lamudi sendiri saat ini telah resmi menempati kantor baru di Capital Place, Jakarta. Rumah baru ini dapat menampung sekitar 450 orang yang terbagi menjadi tiga lantai, yakni 43, 50, dan 51. Kantor baru tersebut memiliki kapasitas 4 kali lebih besar dari tempat sebelumnya yang berlokasi di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta.

 “Tahun 2020 sangat menantang, tapi kami berhasil melaluinya bersama tanpa ada pemutusan hubungan kerja dan justru tim kami bertumbuh sebanyak 50 persen. Pada Mei 2020, kami juga resmi bergabung dengan Emerging Markets Property Group. Dengan dukungan pengalaman, teknologi, serta pendanaan dari mereka, kami yakin dapat tumbuh lebih pesat lagi. Tahun ini kami fokus untuk mengembangkan Lamudi menjadi lebih besar lagi dan mencari talenta-talenta terbaik untuk bergabung dengan kami. Karena itulah kami butuh rumah yang lebih besar,” kata Mart.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Apartemen Berkonsep TOD Bagi Milenial Segera Hadir, Intip Fasilitasnya

Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menghadiri prosesi topping off Tower Cattleya, Samesta Mahata Serpong, Sabtu (17/4/2021). (Dok. Kementerian PUPR)

Menteri BUMN Erick Thohir hari ini menghadiri prosesi topping off Tower Cattleya, Samesta Mahata Serpong. Ini merupakan proyek berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang digarap oleh Perum Perumnas.

Dalam acara ini, Erick Thohir mengapresiasi apa yang dilakukan Perumnas. Di tengah pandemi Covid-19, Perumnas tetap komitmen dalam menyediakan hunian bagi masyarakat. Terlebih, ini merupakan hunian yang terintegrasi dengan KRL.

"Saya pikir apa yang dilakukan Perum Perumnas ini mewakili semangat BUMN untuk tidak pernah menyerah dalam situasi apapun, seperti terus menyediakan hunian bagi masyarakat meski ekonomi sedang lesu di tengah pandemi Covid-19," kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/4/2021).

Topping off kali ini menjadi topping off bersejarah bagi Perumnas karena menjadi hunian terintegrasi transportasi pertama di Indonesia yang telah diselesaikan perusahaan.

Erick Thohir mengaku, hunian berkonsep TOD ini menjadi hunian perkotaan di masa depan. Selain memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan, juga bisa membantu menekan macet di perkotaan, seperti di Jakarta.

"Penduduk Indonesia sekarang didominasi usia produktif yang menuntut efisiensi baik dalam hal waktu maupun pekerjaan. Jadi ini bisa menjadi primadona generasi milenial," tambah Erick Thohir.

Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, menuturkan di tengah pandemi covid yang masih berlangsung, Perumnas selalu berkomitmen mengedepankan pelayanan publik dalam penyediaan hunian terjangkau dan strategis bagi masyarakat.

"Hingga saat ini, progress konstruksi tidak mengalami perlambatan meskipun di tengah suasana pandemi covid," tutur Budi.

Adapun proses penutupan atap ini merupakan momen yang bersejarah bagi Perumnas karena merupakan topping off untuk hunian terintegrasi transportasi pertama di Indonesia.

"Topping off kali ini pun menjadi topping off bersejarah bagi kami Perumnas karena menjadi hunian terintegrasi transportasi pertama di Indonesia yang telah kami selesaikan secara tahap konstruksi setinggi 34 lantai dan 743 unit," jelas Budi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya