Pesan Positif di Balik Telur Paskah Bertema Virus Corona

Telur Paskah bertema virus corona ini disebut sudah terjual berlusin-lusin selama seminggu terakhir.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Mar 2020, 19:01 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran virus corona masih jadi momok yang tengah diantisipasi secara global. Di tengah risiko infeksi virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok ini, seorang tukang roti punya cara tersendiri untuk menyebarkan pesan positif.

Melansir laman South China Morning Post, Selasa (10/3/2020), baker di bagian barat Prancis bernama Jean-François Pré menciptakan telur Paskah bertema virus corona. Dijelaskan olehnya bahwa cangkang ilustrasi virus tersebut dibuat dari cokelat.

"Ini (telur Paskah) terbuat dari cokelat putih yang kemudian diwarnai hitam. Lalu, kami menambahkan almond merah di sepanjang bagian luar," jelasnya.

Bukan tanpa alasan, pembuatannya dimaksudkan menyebar pesan positif, yakni mengubah sesuatu yang mematikan jadi lezat bukan main.

"Melihatnya pelanggan banyak yang mengaku terkejut, tapi terkejut bahagia. Telur paskah ini membuat mereka tersenyum di kondisi sulit seperti sekarang," ucapnya.

Pré menuturkan bahwa sudah lusinan telur Paskah bertema virus corona yang terjual selama seminggu terakhir. 

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Bendung Rasa Khawatir

Tukang roti di Prancis membuat telur Paskah bertema virus corona. (dok. screenshot video Twitter @SCMPNews)

Salah seorang konsumen bernama Marc mengatakan bahwa di tengah kondisi serba cemas seperti sekarang, senyum sangat mungkin bisa membendung rasa khawatir akan penyebaran infeksi corona, di samping terus waspada.

Melansir laman France24, Prancis memang jadi salah satu negara dengan penyebaran infeksi corona terburuk di daratan Eropa. Per Senin malam, 9 Maret 2020, tercatat ada 1.412 kasus dengan angka kematian menyentuh 25 orang.

Selain kampanye membiasakan hidup bersih, pemerintah sudah melarang acara besar yang didatangi banyak orang sejak akhir Februari 2020. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya