Sukses

CEO JPMorgan Jamie Dimon Anggap Kripto Penipuan, Mengapa?

Kepala eksekutif JPMorgan Chase, Jamie Dimon, belum berubah pikiran pada pendapatnya terkait Bitcoin (BTC).Eksekutif raksasa bank asal Amerika Serikat itu masih bersikeras memandang aset kripto sebagai penipuan.

Liputan6.com, Jakarta Kepala eksekutif JPMorgan Chase, Jamie Dimon, belum berubah pikiran pada pendapatnya terkait Bitcoin (BTC).Eksekutif raksasa bank asal Amerika Serikat itu masih bersikeras memandang aset kripto sebagai penipuan.

"Kripto seperti Bitcoin, saya selalu bilang itu penipuan," ucap Dimon, dikutip dari News.bitcoin.com, Rabu (1/5/2024).

"Jika mereka mengira (kripto) itu adalah mata uang, maka tidak ada harapan untuk itu. Itu adalah skema Ponzi," ujar Dimon dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, ketika ditanya apakah ada harapan untuk kripto.

Namun, dia melanjutkan; "jika koin kripto dapat melakukan sesuatu seperti, kontrak pintar, maka aset digital tersebut memiliki nilai. Akan ada kontrak pintar, dan blockchain berfungsi. Sejauh ''kripto' mengakses hal-hal blockchain tertentu, ya, itu mungkin memiliki beberapa nilai".

Seperti diketahui, Dimon telah menjadi kritikus vokal terhadap Bitcoin dan mata uang kripto secara keseluruhan.

Pada Maret 2024, CEO JPMorgan Chase itu menegaskan bahwa dia tidak akan pernah berinvestasi secara pribadi dalam Bitcoin. Dia kerap mengatakan bahwa beberapa kasus penggunaan aset kripto terkait dengan penghindaran pajak, pencucian uang, dan pendanaan terorisme.

Selama sidang Senat, Dimon pun mengungkapkan seandainya dia masuk ke pemerintahan, dia akan menutup mata uang kripto.

"Saran pribadi saya adalah jangan terlibat. Tapi saya tidak ingin memberi tahu siapa pun apa yang harus dilakukan. Ini adalah negara bebas," ungkap Dimon pada Januari 2024, terkait penggunaan aset kripto.

Di sisi lain, Bos JPMorgan juga mengakui minat kliennya terhadap mata uang kripto dan mendukung kebebasan mereka untuk berinvestasi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Australia Bakal Setujui ETF Bitcoin Spot Pertama di Akhir 2024

Australian Securities Exchange (ASX), yang menyumbang 90% dari pasar ekuitas Australia, diperkirakan akan menyetujui ETF Bitcoin spot pertama sebelum akhir tahun 2024.

Terdapat dua entitas yang mengakukan permohonan dengan ASX, menurut laporan Bloomberg, mengutip sumber terkait.

Mengutip Coindesk, Senin (29/4/2024) entitas kripto lokal Australia, DigitalX Ltd dikabarkan telah mengajukan permohonan izin ETF Bitcoin Spot pada bulan Februari 2024.

Kemudian ada VanEck yang mengajukan kembali permohonan pada bulan Februari, diumumkan bulan lalu. BetaShares yang berbasis di Sydney mengatakan bahwa mereka sedang berupaya meluncurkan produk di ASX.

Sementara itu, pihak ASX mengatakan belum menambahkan apa pun ke tanggapan email terakhirnya terhadap permintaan komentar  terkait pengajuan ETF Bitcoin spot.

 

3 dari 3 halaman

Aplikasi Investasi

Pada Januari 2024, ASX mengatakan bahwa mereka "tidak mengomentari aplikasi produk investasi tetapi terus terlibat dengan sejumlah emiten yang tertarik untuk menerima ETF berbasis aset kripto".

Momentum untuk ETF Bitcoin di kawasan Pasifik dan sekitar Asia meningkat setelah persetujuan Amerika Serikat. Hong Kong secara resmi menyetujui batch pertama ETF Bitcoin spot dan eter pekan lalu.

Awal bulan ini, Monochrome Asset Management yang berbasis di Australia mengajukan permohonan ETF Bitcoin spot dengan bursa listing global, Cboe Australia, yang dikenal saingan yang lebih kecil dari ASX. Pada saat pengumuman tersebut, Monochrome menyatakan bahwa mereka memilih Cboe Australia karena keahliannya di Asia dan akses investor yang lebih luas, serta beberapa aspek lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini