Kesehatan Mental Tersiksa, 50 Persen Generasi Milenial Memilih Resign

Setengah generasi milenial dan lebih banyak generasi Z memilih resign atau mengundurkan diri dari tempat bekerja bila pekerjaan itu membuat kesehatan mentalnya terganggu.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Okt 2019, 11:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Anak muda zaman sekarang memilih mengundurkan diri dari kantor (resign) bila pekerjaan dan lingkungan bekerja membuat kesehatan mentalnya tersiksa.

Lewat survei yang dilakukan Mind Share Partners, SAP, and Qualtrics menunjukkan sekitar 50 persen generasi milenial (usia 23-38) dan 75 persen generasi Z (usia 18-22) memilih keluar dari tempat bekerja bila membuat cemas dan depresi. Hal ini berbeda dengan generasi lebih tua yakni usia 55-73 yang hanya 10 persen memilih keluar dengan alasan aspek kesehatan mental.

Melihat fakta ini, penulis studi mengatakan bahwa generasi anak muda zaman sekarang lebih sadar dalam menjaga kesehatan mental. Bagi generasi milenial dan generasi Z, kesehatan mental jadi aspek yang diprioritaskan.

"Ini berarti sudah ada kesadaran bahwa kesehatan mental itu penting. Para generasi milenial dan generasi Z bisa memilih bahwa mereka tidak perlu bertahan di kantor yang merusak kesehatan mentalnya," kata CEO and founder of Mind Share Partners, Kelly Greenwood seperti dilansir Daily Mail, Senin (14/10/2019).

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Kesehatan Mental Pengaruhi Produktivitas Kerja

Bila Anda menjawab 6 pertanyaan di bawah dengan kata tidak, maka segera resign dari pekerjaan Anda. (iStockphoto)

Survei ini juga menemukan kaitan erat antara kesehatan mental dengan produktivitas kerja. Sekitar 61 persen partisipan yang terlibat mengatakan kesehatan mental berpengaruh terhadap performa bekerja. Lalu, 37 persen partisipan melaporkan lingkungan sosial memengaruhi kesehatan mentalnya.

Para responden juga setuju bahwa kebudayaan perusahaan turut mendukung kesehatan mental pekerjanya. Namun, pembahasan mengenai kesehatan mental di kantor menurut peneliti masih belum lazim.

"Saya rasa bagus sekali bila artis dan selebritas membicarakan mengenai kesehatan mental, sehingga menjadi topik juga bagi para pemimpin perusahaan," kata Kelly.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya