Menko Darmin: Inflasi Maret 0,2 Persen Masih Terkendali

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan akan fokus turunkan harga beras dan daging jelang puasa.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Apr 2018, 17:21 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution memberi sambutan dalam acara launching Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Gedung BI, Jakarta, Senin (4/12). BI meresmikan GPN sebagai sistem pembayaran yang terintegrasi di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, inflasi Maret 2018 sebesar 0,20 persen masih terkendali. Namun demikian, pemerintah masih akan terus mengendalikan harga sejumlah komoditas menjelang masa puasa.

"Bagus, ya kalau 0,20 persen kali 12 masih di bawah 3 persen, kalau bulanan di bawah 0,3 persen baik. Target kita 3 sampai 3,5 persen sehingga oke. Ini memang belum puasa kita usahakan puasa Ramadan bagus," ujar Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (2/4).

Darmin Nasution mengatakan, pemerintah masih akan fokus menurunkan harga beras dan daging. Meskipun harga beras sudah turun dalam beberapa waktu terakhir, namun pemerintah akan mengupayakan agar harga beras berada pada batas wajar. 

"Kita masih fokus beras dan daging. Sudah turun, kami masih mau turunkan kalau harga medium Rp 9.400 dan premium Rp 12.500. Kalau yang termurah ya tidak selalu ada tapi harga harus lebih rendah. Kami masih tetap berusaha bergerak ke normal lagi, target puasa dan Lebaran ini," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, penurunan beras memang terjadi pada Maret 2018. Hal tersebut disebabkan masa panen yang terjadi di berbagai daerah. Dia berharap, harga beras terus terkendali sesuai keinginan pemerintah. 

"Saya berharap harga beras akan terkontrol dan akan turun lagi di April lebih tajam lagi sesuai keinginan pak Presiden sehingga pada bulan puasa nanti bisa terkendali," ujar dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Maret 2018 sebesar 0,2 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Februari 2018 yang sebesar 0,17 persen dan berbanding terbalik dibanding Maret 2017 yang terjadi deflasi 0,02 persen.

Inflasi ini didorong oleh kenaikan sejumlah harga komoditas pada Maret lalu.‎ "Perkembangan harga sejumlah komoditas pada Maret 21018 secara umum mengalami kenaikan," ujar Suhariyanto.

 

 

Reporter: Anggun Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

 

 

 

 

 

2 dari 2 halaman

BPS: Inflasi Maret 2018 Sebesar 0,2 Persen

Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Maret 2018 sebesar 0,2 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Februari 2018 yang sebesar 0,17 persen dan berbanding terbalik dibanding Maret 2017 yang terjadi deflasi 0,02 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini didorong oleh kenaikan sejumlah harga komoditas pada Maret lalu.‎ "Perkembangan harga sejumlah komoditas pada Maret 21018 secara umum mengalami kenaikan," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin 2 April 2018.

Dia menjelaskan, inflasi tahun kalender 2018 yaitu Maret 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 0,99 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun yaitu Maret 2018 terhadap Maret 2017 sebesar 3,4 persen. "Dengan memperhatikan dalam APBN, angka 3,4 persen ini relatif terkendali‎," kata dia.

Menurut Suhariyanto, dari 82 kota IHK, 57 kota mengalami inflasi, sedangkan sisanya sebanyak 25 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,1 persen dan inflasi terendah terjadi di Sumenep yaitu 0,01 persen.

"Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,3 persen dan deflasi terendah di Bulukumba sebesar 0,01 persen," ujar dia.

 

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya