SBY: Tidak Mungkin AHY Disodorkan Jadi Cawapres Jokowi

SBY berkaca dari pengalamannya saat menjadi Capres 2004 dan 2009.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 31 Mar 2018, 02:26 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang yudhoyono (SBY) usai memukul gong pada Rapimnas Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3). (Liputan6.com/Angga yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah dirinya meminta Joko Widodo atau Jokowi untuk mempertimbangkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden 2019. Hal itu disampaikan SBY dalam akun resmi Facebooknya, Jumat (30/3/2018).

"SBY yang meminta-minta agar bergabung dengan Jokowi, mendukung Pak Jokowi, termasuk meminta AHY menjadi Cawapres Jokowi, tidak benar," tulis SBY.

"Beberapa kali saya ketemu Pak Jokowi, tidak benar kalau saya, (mengatakan) Pak Jokowi tolong AHY dipertimbangkan sebagai Cawapres bapak. Lantas beberapa menteri Jokowi yang datang kepada saya, juga tidak pernah minta tolong disampaikan ke Pak Jokowi, agar AHY dijadikan Cawapres beliau," tegas dia.

Dia pun berkaca dari pengalamannya saat menjadi Capres 2004 dan 2009. Di mana akan mempertimbangkan cawapres yang nakal digandengnya. Menurut SBY, jika ada yang memaksakan nama atau seseorang sebagai cawapres, dirinya tak senang.

SBY menyadari, hal ini akan dirasakan sama oleh Jokowi jika ada pihak yang mencoba meminta-minta seseorang menjadi cawapresnya. Bahkan dengan cara dipaksa.

"Saya ngerti politik, saya ngerti etika politik, dan tidak mungkin, apalagi AHY itu anak saya sendiri, terus disodor-sodorkan jadi Cawapres Jokowi," jelas SBY.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

2 dari 2 halaman

Belum Umumkan Capres

Presiden Jokowi dan SBY di Rapimnas Demokrat, Bogor. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Dia tak menampik, semua partai ingin menginginkan kadernya bisa menjadi Presiden atau Wakil Presiden pada suatu saat. Tapi menurutnya, persoalannya bukan keinginan, namun harus dihitung yang baik, siapa yang akan diusung, terlebih adanya Presidential Threshold 20%.

"Jadi tak bisa seorang tokoh lantas dengan gagah berani memasang fotonya di bilboard, di baliho, dimana-mana, siap jadi Capres, siap jadi Cawapres. Tentu Demokrat tidak seperti itu. Kita akan mehitung secara seksama," ungkap SBY.

Dia pun masih belum mau mengungkapkan, kapan partai berlambang bintang Mercy itu mengumumkan capres-cawapres yang akan diusung. SBY menegaskan, masih ada waktu untuk melakukan hal tersebut.

"Kalau lihat jadwal KPU, pendaftaran masih bulan Agustus, masih 5 bulan lagi. Saya ingat 2004 dan 2009 waktu mendeklarasikan capres dan cawapres, itu 1 setengah bulan. Kalau lihat Pak Jokowi 2014, mendeklarasikan Jokowi-JK beberapa saat sebelum pendaftaran. Jadi masih butuh waktu Demokrat untuk mempertimbangkan," pungkas SBY.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya