Sambut Imlek, Tingkat Hunian Hotel Bakal Meningkat

Tingkat hunian hotel atau okupansi akan meningkat di sejumlah daerah di Indonesia.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Feb 2018, 12:45 WIB
Ilustrasi Foto Kamar Hotel (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat hunian hotel atau okupansi akan meningkat di sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini mengingat ada liburan panjang menyambut Tahun Baru Imlek pada Jumat 16 Februari 2018.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menuturkan, tingkat okupansi hotel akan terjadi di sejumlah daerah antara lain, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Malang.

"Tingkat hunian bisa naik menjadi rata-rata 70-85 persen," ujar Hariyadi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (15/2/2018).

Hariyadi menuturkan, meski tingkat hunian hotel cukup tinggi namun biasanya tidak diikuti kenaikan tarif. Promo yang diberikan oleh hotel menurut Hariyadi biasanya dengan penawaran makanan berkaitan dengan Imlek. "Kalau promo hotel tidak banyak promo. Biasanya hanya lewat makanan dan hiburan," ujar Hariyadi.

Selain itu, Hariyadi juga mengharapkan kunjungan turis China juga dapat meningkat saat liburan Imlek pada 2018. Hal itu terutama kunjungan turis China ke Bali. Hariyadi mengatakan, status Gunung Agung menurun dan pengungsi kembali ke rumah diharapkan memberikan kepercayaan bagi turis asing terutama turis China.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Imlek Bakal Pulihkan Kunjungan Turis China

Suasana Jelang Imlek di Pasar Petak Sembilan Glodok

Sebelumnya, Hari raya Imlek diharapkan menjadi momen untuk meningkatkan kembali kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya asal China ke Bali. Terlebih perayaan tahun baru China ini juga bertepatan juga dengan libur panjang pada akhir pekan depan.

Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra, mengatakan, akibat adanya aktivitas Gunung Agung, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali memang mengalami penurunan.

Sebagai contoh, dari target yang diharapkan mencapai 1,5 juta kunjungan, pada tahun lalu jumlah kunjungan turis asal Negeri Tirai Bambu tersebut diperkirakan hanya sebesar 1,3 juta.

"Tahun lalu China itu hampir 1,3 juta. Harusnya bisa 1,5 juta-1,6 juta, tapi karena ada kejadian itu, mungkin maksimal cuma 1,3 juta kalau tidak salah," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu 11 Januari 2018.

Namun menurut dia, sejak awal tahun ini jumlah kunjungan wisatawan China mulai meningkat. Meski belum sepenuhnya kembali normal, namun ada peningkatan sekitar 85 persen dibandingkan pasca erupsi Gunung Agung.

"Ini tamu-tamu China 85 persen sudah kembali ke Bali. Ini sesuatu yang sangat positif," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Ricky, dengan adanya libur panjang Imlek ini diharapkan bisa mendorong meningkatkan jumlah wisatawan asal China untuk kembali ke Bali. Pada tahun ini ditargetkan jumlah turis asal China ke Bali mencapai 1,6 juta kunjungan.

‎"Tahun ini diharapkan bisa naik lain, mungkin 1,6 juta. Semoga ini bisa pulih lagi," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya