Liputan6.com, Jakarta: Bulan Ramadan membawa berkah tersendiri bagi Cut Tari. Di bulan yang suci itu, Tari tak hentinya memanjatkan doa memohon ampun atas kesalahan yang telah diperbuat. Perlahan-lahan Tari pun mulai berani untuk keluar rumah. Cut Tari mengaku, saat ini ia mulai menata kembali hidupnya dari ketakutan yang sempat datang.
"Saya udah mau nganter anak ke mall. Tapi tujuan saya ke mall bukan untuk jalan-jalan, melainkan belajar untuk menata mental saya yang sebelumnya selalu takut dan mengurung diri, nggak mau ketemu siapa-siapa karena malu," jelas Tari seperti yang ditayangkan Hot Shot, Jumat (27/8).
Seperti orang yang baru terbebas dari hukuman seumur hidup, raut wajah Tari sudah terlihat ceria. Namun di dalam hati kecilnya, Tari mengaku masih merasa resah aibnya telah diketahui seluruh masyarakat Indonesia.
"Waktu pertama kali ke mal sama anak, saya nggak mau lihat ke depan menatap mata orang. Saya cuma menatap ke bawah. Orang nggak usah ngomong deh, tatapan mereka aja, saya takut mengandung cibiran. Tapi, beberapa orang akhirnya ada yang manggil aku, Mba Tari, sabar yah.. dari situ aku mikir oh, keluar rumah nggak apa-apa," tuturnya.
Sang suami Yusuf Subrata sadar, jika terus membiarkan istrinya mengurung diri hanya akan menambah beban mental. "Orang yang pertama nyuruh aku untuk keluar rumah itu Mas Yusuf. Alhamdulillah, dia masih percaya sama aku. Dia percaya sama aku bukan karena dia bodoh, tapi karena dia tau apa yang terjadi di rumah," tambahnya. (IDS/MEL)
"Saya udah mau nganter anak ke mall. Tapi tujuan saya ke mall bukan untuk jalan-jalan, melainkan belajar untuk menata mental saya yang sebelumnya selalu takut dan mengurung diri, nggak mau ketemu siapa-siapa karena malu," jelas Tari seperti yang ditayangkan Hot Shot, Jumat (27/8).
Seperti orang yang baru terbebas dari hukuman seumur hidup, raut wajah Tari sudah terlihat ceria. Namun di dalam hati kecilnya, Tari mengaku masih merasa resah aibnya telah diketahui seluruh masyarakat Indonesia.
"Waktu pertama kali ke mal sama anak, saya nggak mau lihat ke depan menatap mata orang. Saya cuma menatap ke bawah. Orang nggak usah ngomong deh, tatapan mereka aja, saya takut mengandung cibiran. Tapi, beberapa orang akhirnya ada yang manggil aku, Mba Tari, sabar yah.. dari situ aku mikir oh, keluar rumah nggak apa-apa," tuturnya.
Sang suami Yusuf Subrata sadar, jika terus membiarkan istrinya mengurung diri hanya akan menambah beban mental. "Orang yang pertama nyuruh aku untuk keluar rumah itu Mas Yusuf. Alhamdulillah, dia masih percaya sama aku. Dia percaya sama aku bukan karena dia bodoh, tapi karena dia tau apa yang terjadi di rumah," tambahnya. (IDS/MEL)
