Bagi yang Ingin Putus, 4 Cara dari Jepang Ini Bisa Dicoba

Jangan khawatir, pasangan tidak akan merasa sakit hati bila Anda mencoba cara ini.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 09 Okt 2016, 13:00 WIB
Kadang, hubungan yang dibangga-banggakan bisa berakhir dengan tidak menyenangkan. (Foto: ottmag.com)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah hubungan cinta terkadang harus menemui akhir yang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak. Apalagi, bila hubungan sudah berlangsung lama namun hati sudah tidak karuan, enggan rasanya menyatakan putus pada pasangan Anda. Untuk menghindari berbagai konfrontasi yang bisa terjadi, cara putus dari Jepang ini dapat menjadi inspirasi Anda untuk mengakhiri hubungan yang tak memiliki titik cerah lagi.

Dilansir dari Japantoday.com pada Minggu (9/10/2016), inilah 4 cara yang biasa digunakan untuk putus, tanpa konflik lebih lanjut.

Drama “Ini bukan salahmu, tapi karena aku”
Orang Jepang sangat lihai untuk menolak tanpa membuat sakit hati. Mungkin Anda tidak akan sadar bahwa sudah ditolak terlebih dahulu tanpa diberitahu. Untuk menjalankan drama ini, Anda harus konsisten menghilang perlahan, tanpa menyakiti pasangan seperti makin jarang menjawab pesan, lambat menjawab telepon dan pada akhirnya membuat kesimpulan “ Ini bukan salahmu, tapi seluruh keadaanlah yang membuat kita di posisi ini”. Dengan demikian tidak ada yang merasa sakit hati karena drama ini.

Menjadi hantu
Di Jepang, cara ini sangat populer digunakan untuk putus baik secara asmara maupun pertemanan dengan pasangan. Bisa dikatakan, cara ini adalah berusaha menghindari konfik dengan cara mengabaikan pasangan, hingga secara natural, dia tidak berada dalam pikiran Anda lagi. Bisa dikatakan, pasangan Anda hanya sesosok "hantu" yang lewat. Contoh yang sering dilakukan adalah tidak mengakui memiliki pasangan, padahal mereka sudah behubungan lama. Taraf lanjut dari cara menjadi hantu ini adalah keluar dari kantor, sehingga mereka tidak mengetahui kabar Anda dan pasangan. Berani mencoba cara ini?

Interfensi keluarga
Banyak kejadian di Jepang pasangan putus karena tidak direstui oleh keluarga. Urusan percintaan di Jepang, masih dikendalikan oleh keluarga besarnya. Jadi cara ini merupakan memanfaatkan keberuntungan dari tak restunya orang tua dan kondisi terbaik bila ingin menyatakan putus pada pasangan. Alasan “Aku tidak direstui oleh orang tua” akan menjadi senjata ampuh untuk mengakhiri hubungan, tanpa menyakiti perasaan pasangan. Bila kondisi Anda tidak sesuai untuk alasan ini, Anda bisa mencoba cara terakhir.

Alasan “Aku mau konsentrasi belajar / kerja dulu”
Orang jepang percaya, bahwa mereka mesti fokus dalam satu urusan agar seluruh pencapaiannya bisa maksimal. Baik untuk belajar, mencari pekerjaan dan melakukan aktifitas lainnya yang sangat penting untuk kehidupan. Jadi alasan “Aku mau konsentasi belajar dulu, supaya lulus Ujian Nasional” menjadi hal lumrah dikemukakan untuk putus dari pasangan Anda. Bila sedang tidak belajar, anggap saja “Aku mau fokus kerja” masih diterima untuk kategori ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya