Ahok: Kalian Pasti Ngiler Lihat Rusun Rawa Bebek

Ahok sengaja merancang Rusun Rawa Bebek lengkap dengan berbagai fasilitas yang senyaman mungkin.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 10 Agu 2016, 11:31 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengakui telah melakukan komunikasi dengan Megawati Soekarnoputri. Ini terkait keinginannya untuk bisa mendapatkan dukungan dari PDIP.‎

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut 87 KK di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan sudah bersedia pindah ke Rusun Rawa Bebek.

Sehingga, penertiban kawasan tersebut seharusnya dapat dilaksanakan bulan ini. Namun, Ahok menyerahkan kepada Wali Kota Jakarta Selatan untuk kelanjutan pengosongan daerah rawan banjir itu.

"Tidak ada penggusuran, sudah 87 mau pindah kok ke Rawa Bebek. (Penertiban) tergantung wali kota," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Ahok meyakini, warga Bukit Duri yang pindah ke Rusun Rawa Bebek pasti akan lebih senang daripada tinggal di pinggir kali Ciliwung. Sebab, Ahok sengaja merancang rusun itu lengkap dengan berbagai fasilitas senyaman mungkin.

"Kalian saja pasti ngiler ngeliat rusunnya. Ukuran 36, ada gas, air, segala macem. Kamu pasti iri. Wali kota aja bilang kalau kamu enggak mau, saya juga mau. Karena itu saya rancang, seolah saya mau tinggal di sana. Jadi kalau masih kurang baik, saya enggak tahu lagi," tutur Ahok.

Menurut Ahok, apabila masih ada warga yang tidak mau pindah, maka pemerintah provinsi harus memaksa. Sebab, DKI harus mendukung program pemerintah pusat membangun sheet pile Sungai Ciliwung.

"Harus paksa. Saya bukan memindahkan Anda ke tempat lebih buruk. Karena ada pekerjaan sheet pile. Sekarang saya mau tanya, lebih banyak yang seneng atau yang benci setelah Kampung Pulo sheet pile? Yang benci paling yang kehilangan rejeki (kontrakan) aja," terang Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menyebutkan, masih banyak penolakan penertiban di DKI lebih karena beberapa warga tidak menyukai Ahok, bukan karena tidak ingin pindah ke rusun.

"Kadang-kadang salahnya Jakarta ini cuma satu, tahu gak? Gubernurnya namanya Ahok. Kalau saja kemarin namanya bukan Ahok," pungkas Ahok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya