Apple Kembali Diminta Pemerintah AS untuk Buka iPhone

Departemen Kehakiman AS masih menginginkan bantuan Apple untuk mengakses data pada iPhone yang digunakan oleh Jun Feng.

oleh M Hidayat diperbarui 10 Apr 2016, 15:03 WIB
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Meski Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menarik permintaannya terhadap Apple untuk membantu masuk ke iPhone yang digunakan salah satu penembak di kasus San Bernardino, pengadilan serupa di tempat lain masih berlangsung.

Departemen Kehakiman (AS) mengatakan bahwa pihaknya masih menginginkan bantuan Apple untuk mengakses data pada iPhone yang digunakan oleh Jun Feng.

Pada Februari, seorang hakim di Brooklyn memutuskan pemerintah tidak bisa memaksa Apple untuk membantu membobol iPhone milik Feng. 

Tak hanya itu, hakim tersebut juga mempertanyakan apa alasan hukum pemerintah sudah memadai untuk memaksa Apple memecahkan keamanannya sendiri.

"Permintaan pemerintah tidak diperdebatkan dan pemerintah terus membutuhkan bantuan Apple dalam mengakses data-data untuk melakukan pencarian berdasarkan surat perintah," tulis seorang pengacara.

Sementara kasus Brooklyn dan kasus San Bernardino tidak bisa disamakan, keduanya masih bisa dibilang mirip.

Selain itu juga mungkin informasi tentang keberhasilan FBI untuk masuk ke iPhone milik pelaku di kasus San Bernardino akan mengemuka ketika pemerintah meminta bantuan Apple di kasus Feng. Demikian dikutip dari Business Insider, Minggu (10/4/2016)

(Why/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya