Anak Muda Mulai Tergiur Jadi Hacker

Salah satu pemicunya adalah menjadi hacker saat ini jauh lebih mudah berkat ketersediaan layanan-layanan pendukung.

oleh Andina Librianty diperbarui 24 Mar 2016, 07:08 WIB
Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka ternyata banyak anak muda yang tertarik menjadi hacker. Salah satu pemicunya adalah menjadi hacker saat ini jauh lebih mudah berkat ketersediaan layanan-layanan pendukung.

Diungkapkan Country Manager Trend Micro, Andreas Ananto Kagawa, untuk menjadi hacker saat ini tidak lagi harus mahir programming dan berbagai keahlian IT lainnya. Hal ini di antaranya karena sudah banyak layanan yang menyediakan exploit kit guna mempermudah mereka membuat malware.

"Sekarang menjadi hacker jauh lebih mudah daripada dahulu. Sekarang dia bisa berlangganan ke satu layanan, lalu membeli yang namanya exploit kit, dan dari sana mereka bisa membuat malware-malware baru," ungkap Andreas saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (23/3/2016) kemarin. 

Anak-anak muda itu, katanya, tidak hanya sekedar membuat malware dan menyebarkannya. Bahkan mereka sudah bisa menghasilkan uang.

"Pernah di Brasil kita berhasil ketahui dia masih pelajar, tapi sudah bisa menghasilkan uang dari situ," tuturnya.

Penemuan tersebut dinilai tidak lagi mengejutkan. Terlebih mengingat Brasil berdasarkan laporan Ikhtisar Keamanan 2015 "Setting the Stage: Landscape Shifts Dictate Future Threat Response Strategies" Trend Micro, merupakan salah satu negara dengan eksplorasi cyber "bawah tanah" terbanyak.

(Din/Cas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya