Ada Korupsi di Balik Kasus Tumpukan Kulit Kabel Dekat Istana?

Kepolisian sedang mempelajari SOP pemeliharaan saluran drainase Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta dan SOP proyek PLN di gorong-gorong itu.

oleh Audrey Santoso diperbarui 11 Mar 2016, 16:57 WIB
Petugas kebersihan menemukan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel tersebut (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengungkap tindak pidana pencurian tembaga dan timah kabel gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan, Polda Metro Jaya akan mengembangkan kasus tumpukan limbah kabel ke arah dugaan korupsi.

Seperti disampaikan Kasubdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya AKBP Ferdi Setiawan kepada Liputan6.com.

Perwira menengah itu mengaku sedang mempelajari standar operasi prosedur (SOP) pemeliharaan saluran drainase Dinas Tata Air Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan SOP proyek yang pernah dikerjakan PT Telkom dan PLN Persero di gorong-gorong tersebut.

"Pertama-tama kami fokus terhadap pembuktian pencurian. Baru kami beralih ke pemeriksaan pihak-pihak terkait PLN, Telkom, Dinas Tata Air, Bina Marga terkait bahwa apakah dalam gorong-gorong tersebut ada anggaran pemeliharaannya?" kata Ferdi kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (11/3/2016).

"Terkait dalam proyek Telkom atau PLN adakah anggaran merapihkan sisa kabel yang sudah lama atau tak terpakai? Itu sedang kita pelajari," sambung dia.

Ferdi menjelaskan analisanya, jika memang ada anggaran pemeliharaan dari APBD Pemprov DKI Jakarta maka seharusnya pemeriksaan gorong-gorong dilakukan Suku Dinas Tata Air dan seharusnya tumpukan limbah kabel tidak ada.

Analisa selanjutnya, jika ada anggaran merapikan kabel dalam proyek PT Telkom atau PLN, seharusnya tidak ada alasan biaya angkat kabel yang mahal. Karena semuanya sudah diperhitungkan.

"Dinasnya minggu depan kita panggil. Logikanya kalau ada anggaran, mengapa kabel-kabel itu lama ditinggalkan? Anggarannya dikemanakan?" tandas Ferdi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya