Layanan VoLTE Diprediksi Raup US$ 120 Miliar di 2020

Meningkatnya adopsi jaringan 4G LTE di dunia dan smartphone LTE murah memicu pertumbuhan pengguna VoLTE yang tinggi.

oleh Corry Anestia diperbarui 30 Des 2015, 14:18 WIB
VoLTE Smartfren - Liputan.com/Corry Anestia

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna Voice over LTE (VoLTE) di dunia diestimasi akan mengalami pertumbuhan (CAGR) signifikan pada periode 2014-2019, yakni sebesar 100 persen. Pertumbuhan ini dipicu oleh meningkatnya adopsi jaringan 4G LTE. 

Dilansir dari Telecom Asia, Rabu (30/12/2015), laporan yang diterbitkan oleh Infiniti Research ini menyebutkan bahwa implementasi jaringan layanan VoLTE juga tumbuh 36 persen. 

Dengan prediksi tersebut, Infiniti memprediksi bahwa layanan VoLTE akan mengantongi pendapatan sebesar US$ 120 miliar pada 2020, dengan lebih dari 12 persen dari layanan video call dan layanan tambahan lainnya.

Sekadar diketahui, VoLTE merupakan layanan suara yang berbasis LTE. Sebetulnya, layanan ini tak ada bedanya dengan layanan suara via teknologi 2G/3G. Hanya saja suara yang dihasilkan VoLTE diklaim berkualitas lebih baik dan jernih. Tak hanya suara, VoLTE juga memungkinkan pengguna melakukan video call.

Faktor lainnya yang mendorong pertumbuhan tinggi ini adalah meningkatnya pengapalan smartphone LTE dan permintaan pasar akan layanan suara berkualitas tinggi.

Menurut riset ini, kawasan Asia Pasifik menjadi pasar menjanjikan untuk layanan LTE. Pasalnya, adopsi LTE di kawasan tersebut baru memasuki fase awal.

Di Indonesia sendiri, layanan VoLTE belum dapat diimplementasikan dikarenakan ekosistem handsetnya belum ada. Namun, beberapa operator -- Smartfren misalnya -- menjanjikan layanan dan handset yang mendukung VoLTE bakal hadir pada 2016 mendatang. 

(Cas/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya