DVI Cek Antemortem Korban Longsor Bengkulu Diduga Anton Hanafi

Kecocokan korban dengan keluarga akan diumumkan DVI 2 x24 jam.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 07 Des 2015, 16:50 WIB
Kondisi lapangan pencarian jenazah korban longsor di dusun Karang Suluh Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Bengkulu. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Jakarta Tim SAR gabungan mengevakuasi korban longsor Bengkulu ke RSUD M Yunus. Korban selanjutnya akan diperiksa ante mortem oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk memastikan identitasnya.

Evakuasi dilakukan menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB), Senin (7/12/2015.), dan mendarat di Bandara Fatmawati Soekarno.

Kedatangan jenazah disambut hujan deras di Bandara Fatmawi Soekarno. Dua unit Ambulance dari RS Bhayangkara dan RSUD M Yunus yang sudah menunggu di apron bandara, langsung membawa jenazah ke posko post mortem DVI Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Bengkulu.

Ketua tim DVI Polda Bengkulu Ajun Komisaris Besar Andri Bandarsyah mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap korban untuk mengidentifikasi secara lengkap ciri fisik dan mencocokkan dengan keluarga korban.

"Kita memiliki 3 pos ante mortem dan post mortem di lokasi Kecamatan Napal Putih, Rumah Sakit Bhayangkara dan RSUD M Yunus, satu jenazah terakhir yang ditemukan sudah tiba dan akan kami lakukan pemeriksaan untuk penyesuaian data," ujar Andri di Bengkulu.

Data awal yang sudah dimiliki tim DVI adalah identifikasi terhadap keluarga terdekat, korban yang diduga bernama Anton Hanafi (23) warga Desa Lebong Tambang Kabupaten Lebong Bengkulu.

Hasil pemeriksaan diharapkan dapat segera diumumkan kepada publik dalam waktu 2 x 24 jam.

Sedangkan untuk data antemortem 14 korban lain yang masih dilakukan pencarian oleh tim evakuasi gabungan BPBD, Basarnas, TNI dan kepolisian, tim DVI juga sudah mengambil sampel dari keluarga terdekat korban dan mengidentifikasi ciri lain seperti tinggi badan, umur, pakaian terakhir yang dipakai dan data penunjang lain.

"Kami sudah mendapatkan data awal dari 14 korban lain, tinggal mencocokkan saja," terang Andri.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya