Liputan6.com, New York - Tidak ada kata yang cukup tepat untuk menggambarkan kondisi perusahaan pemegang merek barang mewah dunia saat ini. Kekacauan pasar yang dimulai dari China hingga mengguncang Asia, Eropa, dan Amerika Serikat, sangat berdampak buruk bagi perusahaan.
Sebuah catatan dari HSBC, seperti dikutip dari Business Insider, Senin (31/8/2015), menunjukkan harga saham perusahaan-perusahaan barang mewah telah mengalami penurunan terbesar dibandingkan sektor lainnya.
Saham-saham perusahaan yang memproduksi barang-barang mewah telah masuk ke era bearish atau harganya terus menurun. Sejak awal tahun ini hingga saat ini, jika dilihat secara sektoral, harga saham perusahaan yang memproduksi barang-barang mewah telah turun 22,4 persen.
Perusahaan pemegang merek Louis Vuitton, LVMH, sahamnya melemah 20,7 persen. Saham Hermes minus 18,1 persen. Saham Burberry anjlok 30,2 persen. Lalu, saham Ferragamo turun di level 24,7 persen.
Ada dua masalah besar bagi perusahaan-perusahaan ini. Pertama karena euro menguat. Mata uang tunggal negara-negara Uni Eropa naik nilainya di saat pasar panik. Pelaku pasar mencari mata uang yang kuat untuk melindungi investasinya.
Ini bukan kabar baik bagi eksportir barang mewah yang sebagian besar berbasis di Eropa. Euro yang kuat maka daya beli masyarakat di luar Eropa menjadi lemah.
Masalah kedua adalah China, yang pernah menjadi konsumen barang-barang mewah terbesar dunia. Pendapatan masyarakat di sana masih meningkat, namun pertumbuhan ekonominya melambat dibanding dekade sebelumnya. Kontrol pemerintah atas ekonominya sangat kuat sehingga membuat pasar saham di sana terjun bebas.
Terlebih lagi aksi menurunkan nilai yuan pekan lalu membuat eksportis barang mewah di luar Cina ketar-ketir. Penguatan euro terhadap yuan membuat masyarakat di sana semakin enggan membeli produk mewah. Apalagi di saat terjadi masalah ekonomi, nomor satu yang bakal dikurangi sudah pasti pembelian barang mewah.
Reporter: Elsa Analet
(Elsa/Gdn)
Sektor Saham Ini Alami Penurunan Terparah Sepanjang 2015
Pendapatan masyarakat China masih meningkat, namun pertumbuhan ekonominya melambat dibanding dekade sebelumnya.
diperbarui 31 Agu 2015, 07:40 WIB(Foto: The Richest)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cek Spesifikasi Poco F6 yang Baru Meluncur di Dubai
Simak Mekanisme Terbaru Pemindahan Papan Pencatatan Perusahaan Tercatat di BEI
Ibunda Pegi Berlinang Kenang Perkataan Sang Anak Saat Akan Ditangkap: Pegi Biarin Jadi Tumbal Orang Penting
Pasien Batuk Rejan Melonjak di Inggris, Ini Penyebabnya
Coca-Cola Usung Inovasi dan Kolaborasi untuk Jaga Kelestarian Air
Paul McCartney, Musisi Pertama Inggris yang Jadi Miliarder
Park Seo Joon Diduga Kencani Aktris Amerika Lauren Tsai, Berawal dari Foto Penggemar di Jepang
Sedang Tiduran, Petugas Kebersihan di Cilincing Jakut Tewas Dibacok Pelaku Tawuran
Poco F6 Pro Resmi Diluncurkan di Dubai, Spesifikasinya Bukan Kaleng-Kaleng
Rekomendasi Paduan Warna yang Cocok dengan Baju Warna Pink
Bukan Cuma Leo, 4 Zodiak Ini Punya Tingkat Percaya Diri di Atas Rata-Rata
Happy Asmara dan Gilga Sahid Disebut Segera Menikah, Beredar Surat Numpang Nikah Atas Nama Keduanya