Penjualan Marks & Spencer Meningkat Setelah 4 Tahun

Marks & Spencer mengalami peningkatan berkat peningkatan performa website.

oleh Indy Keningar diperbarui 07 Apr 2015, 10:00 WIB
Marks & Spencer mengalami peningkatan berkat peningkatan performa website.

Liputan6.com, Jakarta - Marks & Spencer mencatat kenaikan penjualan pada produk pakaiannya. Perolehan kenaikan ini dipicu peningkatan performa penjualan melalui laman website perusahaan.

Dilansir dari laman theguardian.com, Selasa (7/4/2015), penjualan pakaian dan perlengkapan rumah tangga di toko-toko meningkat sebanyak 0,7 persen pada 13 minggu sebelum 28 maret. Berbeda dengan penjualan pada 3 bulan sebelumnya yang susut 5,8 persen.

Perusahaan mengalami peningkatan pada model dan kualitas pakaian yang memberi imej positif, terutama untuk produk rok suede yang bahkan belum masuk pasaran.

Performa ini juga diperkuat dengan pertumbuhan di M&S.com, dimana penjualan meningkat sebanyak 13,8 persen, yang melejit mengingat sempat merosot sebanyak 6 persen setelah Natal tahun lalu.

Marc Bolland, Pimpinan Marks & Spencer mengatakan merek dengan harga tertinggi di M&S, Autograph dan The Limited mengalami perkembangan hampir 10 persen.

Penjualan makanan meningkat sebanyak 3,7 persen. Itu belum dihitung dengan dampak dari pembukaan toko baru. Penjualan paling baik terjadi saat Hari Valentine.

Kenaikan ini memberi awan positif bagi sagam perusahaan yang meningkat 6 persen ke 561 di perdagangan awal. Menurut beberapa analis, mereka bahkan mempersiapkan untuk meningkatkan keuntungan tahunan dalam penjualan yang lebih baik, kontrol harga, dan peningkatan margin keuntungan.

Namun kesuksesan M&S tidak berjalan begitu lancar. Penjualan menurun sebanyak 3,8 persen saat franchise retail ini mengalami masalah politik dan ekonomi di Rusia, Ukraina dan Turki. M&S menyatakan isu-isu tersebut secara langsung mempengaruhi keuntungan dari negara di luar Inggris.

Menurut Tony Shiret, analis retail veteran di BESI, penjualan pakaian di toko-toko tetap terancam mengalami penurunan 2 persen, ini diakibatkan produk-produk terbaik gencar dibeli secara online. (Ikr/Nrm)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya