Kisah Pengumpul Butiran Beras di Kota Lumbung Padi

Melonjaknya harga beras membuat rakyat kecil makin terjepit. Mereka bahkan terpaksa mengais butiran beras di pasar demi bertahan hidup.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Mar 2015, 07:49 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Karawang - Melonjaknya harga beras di sejumlah daerah membuat sejumlah rakyat kecil memutar otak untuk bertahan hidup. Berbekal sapu dan pengki, Tinah, Yati, dan pengais beras lainnya siap mengumpulkan butiran beras yang tercecer dari satu toko ke toko lain di Pasar Johar, Karawang, Jawa Barat.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (2/3/2015), setiap hari bongkar-muat beras memang menyisakan butiran-butiran beras yang tercecer di lantai. Dan itu akan menjadi target operasi para pengumpul butiran beras.

Tak hanya di lantai, di mana ada beras tercecer para pengumpul beras ini akan datang untuk memungutnya. Termasuk di sela bak truk pengangkut beras.
 
Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Dari ceceran beras itu para pengumpul mampu mengumpulkan sejumlah takar beras kemudian dibawa pulang untuk dijual maupun dimakan bersama keluarga.

Tidak hanya orangtua, bahkan anak-anak juga turut serta mengumpulkan beras. Tujuannya pun sama, yakni mendapatkan beras secara gratis untuk dibawa pulang.

Itulah potret masyarakat kita. Meski sudah 60 tahun lebih merdeka namun belum semua masyarakatnya merdeka secara ekonomi.

Saat sebagian pejabat rakus makan uang negara, banyak orang kecil yang tak mampu membeli beras. Bahkan beras yang paling murah sekalipun. Ironisnya hal ini terjadi di Provinsi Jawa Barat yang notabene merupakan lumbung padi terbesar di Indonesia. (Nfs/Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya