Sukses

Mengenal Jati Diri Lewat Bedah Karma di Surabaya

Meditasi SOUL Reflection yang diperkenalkan dalam Bedah Karma merupakan proses meditasi yang dirancang untuk memulai perubahan takdir seseorang

Liputan6.com, Surabaya Karma diyakini menjadi bagian dari proses kehidupan seseorang dalam interaksi sosial. Namun, karma seseorang bisa diantisipasi terutama dalam hal negatif.

Pendiri yayasan Cahaya Cinta Kasih, Bunda Arsaningsih, menegaskan pentingnya seseorang memahami konsep karma dalam kehidupan sehari-hari. Ia bersama SOUL Community menggelar acara bedah karma untuk membantu individu mengubah nasib dengan mengenal jati diri melalui proses meditasi dan pemahaman karma.

“Setiap kelahiran atau reinkarnasi seseorang melakukan perbuatan baik atau buruk (karma). Dengan memahami karma, seseorang lebih mudah menerima kehidupannya karena memahami hukum tabur tuai,” ujarnya di Surabaya, Minggu (26/5/2024).

Bunda Arsaningsih menjelaskan pentingnya memahami konsep karma dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, mengenal karma adalah bagian dari proses mengenal jati diri.

Dalam sesi yang berlangsung lebih dari tiga jam, ratusan peserta diajak melakukan penyelesaian karma melalui meditasi SOUL Reflection.

“Metode itu melibatkan proses introspeksi, penyadaran, pengakuan kesalahan, serta meminta maaf dan memaafkan dengan berserah kepada kekuatan Tuhan,” ucapnya.

Meditasi SOUL Reflection yang diperkenalkan dalam Bedah Karma merupakan proses meditasi yang dirancang untuk memulai perubahan takdir seseorang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses

Bunda Arsaningsih mencontohkan, ketika seseorang memiliki rekaman negatif dalam diri, akan cenderung menarik hal-hal negatif dalam kehidupan.

Maka dari itu, lanjut Bunda Arsaningsih, membersihkan rekaman negatif dan menggantinya dengan afirmasi positif sangat penting untuk menarik hal-hal baik ke dalam kehidupan.

“Peserta diajak menggali dan menyadari rekaman negatif yang ada dalam diri mereka,” ujar praktisi energi itu.

Proses itu melibatkan pengakuan kesalahan yang pernah diperbuat, meminta maaf, serta memaafkan dengan sepenuh hati. Kemudian, afirmasi positif digunakan menggantikan rekaman negatif

“Peserta dapat menarik hal-hal baik dan mengubah nasib mereka menuju kehidupan yang lebih harmonis dan penuh cinta,” ucap Bunda Arsaningsih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.