Australia Ancam Boikot Pariwisata RI, BPS: Jumlah Mereka Kecil

Pemerintah Australia melontarkan pernyataan bernada ancaman kepada Indonesia terkait protes eksekuasi mati Bali Nine.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Feb 2015, 16:17 WIB
Dua wisman mengamati Kereta Kyai Garudayaksa yang ditarik delapan kuda yang dibuat Hermans&co, Den Haag, Belanda tahun 1867-1869 di Ruang Pegelaran Kraton Yogyakarta. (ANTARA)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman pemerintah Australia untuk memboikot pariwisata Indonesia ditanggapi santai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.

Indonesia dinilai tak perlu khawatir kehilangan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) asal Australia karena kontribusi Negeri Kangguru terhadap pariwisata negara ini sangat kecil.

Pemerintah Australia melontarkan pernyataan bernada ancaman kepada Indonesia terkait protes eksekuasi mati Bali Nine. Ancaman ini melarang warga negaranya berkunjung ke Bali.

"Nggak akan terganggu (pariwisata), kan kita masih punya daerah lain. Lagipula jumlah wisman asal Australia yang datang ke Indonesia nggak terlalu signifikan," ucap Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (16/1/2015).

Menurutnya, Indonesia bisa mendulang basis wisman dari negara lain, seperti Tiongkok, Jepang yang selama ini memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan pariwisata dalam negeri. "Kita masih punya (wisman) Tiongkok, Jepang kok," ucap dia.

Sebelumnya, Suryamin menyebut, jumlah kunjungan wisman pada Desember 2014 mencapai 915,3 ribu kunjungan atau naik 6,35 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada Desember 2013 yang tercatat sebanyak 860,7 ribu kunjungan.

"Demikian pula dibandingkan dengan November 2014, jumlah kunjungan wisman Desember 2014 naik sebesar 19,74 persen," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya