Liputan6.com, Sydney - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menepis dirinya terlibat dalam dugaan suap bernilai jutaan dolar Australia yang dibocorkan situs Wikileaks. Senada dengan SBY, Pemerintah Australia pun membantah hal tersebut.
Dijelaskan bahwa penyebutan nama SBY di bocoran Wikileaks bukan berarti Presiden itu bersalah. Sehingga Australia sangat memperhatikan bahwa kabar tersebut sangat penting untuk diklarifikasi.
"Pemerintah Australia menekankan bahwa Presiden dan mantan Presiden RI bukan pihak yang terlibat dalam proses pengadilan Securency. Kami menyikapi pelanggaran perintah pencegahan ini dengan sangat serius dan kami sedang merujuknya ke kepolisian," demikian pernyataan Pemerintah Australia, seperti dimuat dari situs resmi Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Indonesia.embassy.gov.au, Kamis (31/7/2014).
Klarifikasi ini merupakan tanggapan dari permintaan SBY dalam konferensi pers Kamis siang tadi, kepada Australia untuk menjelaskan bocoran tersebut secara jelas dan gamblang, sehingga tidak menimbulkan fitnah.
Dijelaskan bahwa Australia sengaja memerintahkan pencegahan penyebarluasan informasi untuk melindungi tokoh politik senior di kawasan Asia Tenggara dari risiko tuduhan dengan bukti yang tak berdasar.
"Pemerintah Australia memperoleh perintah pencegahan penyebarluasan informasi yang bisa memberi kesan keterlibatan tokoh politik senior tertentu dalam korupsi di kawasan, apakah hal tersebut memang faktanya begitu atau tidak. Pemerintah Australia memandang bahwa perintah pencegahan tetap merupakan cara yang terbaik untuk melindungi tokoh politik senior dari risiko sindiran yang tak berdasar'," imbuh dia.
Wikileaks sebelumnya membocorkan surat bertanggal 12 Juni 2014 mengenai perintah Mahkamah Agung Australia untuk mencegah penyebarluasan informasi kasus dugaan korupsi pencetakan uang.
Perintah itu disertai larangan mengaitkan sejumlah figur politikus ternama di kawasan Asia Tenggara dengan dugaan korupsi tersebut. Di antara nama-nama politikus itu terdapat Najib Razak, Mahathir Muhammad, SBY, Megawati Soekarnoputri, dan Laksamana Sukardi.
Dalam jumpa pers di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Kamis (31/07), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan informasi yang dirilis Wikileaks yang kemudian dimuat sebuah situs berita Indonesia telah merugikan namanya.
"Berita tersebut dapat menimbulkan spekulasi, kecurigaan, dan bahkan fitnah," ujar SBY. [Baca bantahan SBY selengkapnya di sini: SBY Bantah Terlibat Dugaan Korupsi yang Disebarkan Wikileaks] (Riz)
Australia: Presiden RI Bukan Pihak yang Terlibat...
Pemerintah Australia memberikan klarifikasi melalui surat elektronik dari Kedutaan Besar.
diperbarui 31 Jul 2014, 20:00 WIBPresiden SBY
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 InternasionalHizbullah Pakai Senjata dan Taktik Baru Lawan Israel
3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Waspada Tanda-Tanda Masalah pada Rem Mobil, Cek Kapan Saatnya Ganti Kampas
Israel Mengaku Temukan 3 Jenazah Sandera di Jalur Gaza
Ahok Cerita Pengalaman Tertibkan Jukir Liar di Jakarta, Ungkap Ada Oknum Pemda
Hendropriyono Sanjung Prabowo: Cerdas, Pandai, dan Hebat
Infografis 3 Poin Penting Revisi UU Kementerian Negara dan Sikap 9 Fraksi DPR
Ada 40 Kementerian Era Prabowo-Gibran Bisa Kurangi Kepercayaan Rakyat?
Jadwal dan Link Siaran Langsung Manchester City vs West Ham, Minggu 19 Mei 2024 di Vidio
Penjahat Siber Ternyata Manfaatkan DropBox Buat Curi Kredensial
Pajero Hitam dengan Benda Mirip Senjata Mesin Laras Panjang Viral di Media Sosial
Tekanan Darah Tinggi Bisa Picu Disabilitas Netra, Simak Pesan Dokter di Hari Hipertensi Sedunia
Pastikan Jemaah Haji Sehat, Kemenkes RI Luncurkan Inovasi Kartu Kesehatan Jemaah Haji
Syifa Hadju Didoakan Istiqomah Berhijab Usai Bintangi Sinetron Saleha