Liputan6.com, Berbagai teknologi canggih terbaru banyak disematkan pada perangkat mobile. Tujuannya adalah untuk mempermudah kebutuhan pengguna.
Salah satu fitur canggih yang kerap dimanfaatkan oleh para pengguna perangkat mobile adalah fitur voice-to-text, atau berkirim pesan menggunakan navigasi suara. Fitur ini diyakini mampu mempermudah kebutuhan pengguna yang ingin berkirim pesan sembari melakukan kegiatan lain, terutama ketika mengemudi.
Berkirim pesan secara konvensional - menggunakan jari - dinilai sangat berbahaya untuk dilakukan ketika mengemudi. Fitur voice-to-text digadang-gadang sebagai solusi paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Namun menurut hasil studi yang dirilis Texas Transportation Institute dari Texas A&M University mengungkapkan, berkirim pesan lewat navigasi suara saat mengemudi juga sama bahayanya dengan berkirim pesan secara konvensional ketika mengemudi.
"Dalam semua kasus, reaksi pengemudi akan dua kali lebih lambat ketika mereka melakukan hal lain secara bersamaan. Kontak mata ke jalanan dan sekitarnya akan mengalami penurunan dengan metode SMS mana pun yang digunakan," jelas Christine Yager selaku pimpinan studi seperti yang dilansir laman Sidney Morning Herald, Jumat (23/5/2014).
Lebih lanjut dijelaskan, saat ini kondisi semakin berhaya karena banyak pengemudi - khususnya di Amerika Serikat - yang secara rutin menggunakan voice-to-text untuk berkirim pesan. Mereka merasa aman dengan fitur tersebut, dan tidak menyadari bahaya yang mungkin terjadi.
"Faktanya Anda tetap memerlukan pengalihan pikiran ketika mengetik pesan lewat suara. Hal itu akan menurunkan respon Anda dengan keadaan sekitar. Sebuah teknologi baru akan terus bermunculan, maka sangat penting untuk mengedukasi masyarakat yang akan menggunakannya, dan membuat mereka menyadari bahaya yang mungkin terjadi," lanjut Yager.
Sebelumnya hasil riset US Cellular Telecommunications Industry Association dan Asosiasi Penegemudi AS menyebutkan bahwa ada sekitar 6,1 miliar pesan teks yang dikirimkan dan diterima pada tahun 2012 lalu di AS. Sekitar 35% di antaranya diketahui dikirimkan dan diterima pengguna ketika mengemudi.
SMS-an Lewat Navigasi Suara Saat Nyetir Juga Bahaya
Banyak pengemudi yang secara rutin dan merasa aman menggunakan voice-to-text untuk berkirim pesan.
diperbarui 23 Mei 2014, 20:00 WIB(techjournal.com)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gus Baha Ungkap Kesaktian 'Laa Ilaaha Illallah', Sangat Mengagumkan
Cerita Pejabat Kementan Diperas Habis-habisan oleh SYL, jika Tidak Loyal Terancam Dicopot
Manchester United Bisa Dapat Gelandang Murah Meriah di Musim Panas 2024, Syaratnya Rebutan dengan Liverpool
Kondisi Terkini Perbaikan Tol Bocimi Seksi 2 Usai Longsor
HEADLINE: Revisi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi Bergulir di DPR, Poin Kontroversialnya?
Polda Jatim Pastikan Keamanan Jalur Bandara, Pelabuhan dan Terminal Jelang WWF di Bali
Angkat Potensi Sport Tourism di Jawa Tengah, BOB Downhill 2024 Targetkan 300 Peserta Siap Berkompetisi
Garuda Indonesia Terbangkan Kembali Jemaah Haji yang Terpaksa Mendarat Lagi karena Ada Api di Mesin
Wujud Komitmen Lindungi Nasabah, MSIG Life Bayarkan Klaim Rp 164 M Selama Kuartal Pertama 2024
Bukan Hanya Sandra Dewi, Kejagung juga Periksa Para Istri Tersangka Kasus Korupsi Timah
Presdir Emtek Alvin Sariaatmadja Raih 2024 Australian Alumni Awards, Jadi Lulusan Berpengaruh di Bidang Wirausaha
Kemenkes Targetkan 3.057 Rumah Sakit Sudah Tetapkan Layanan KRIS pada Juni 2025