Sukses

Remala Kantongi Pendapatan Rp 314,4 Miliar di Tengah Ketatnya Persaingan Industri Telekomunikasi

Pada periode Q3 2025, total pendapatan Remala tembus Rp 314,4 miliar, naik 26% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Apa pemicunya?

Diterbitkan 04 November 2025, 10:30 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah tantangan industri telekomunikasi yang kian ketat, PT Remala Abadi Tbk. (DATA) membuktikan ketangguhannya dengan mencatatkan kinerja keuangan positif pada kuartal III (Q3) 2025.

Penyedia layanan internet (internet service provider/ISP) ini mencatat kenaikan signifikan pada pendapatan, EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization), serta laba bersih yang dinormalisasi.

Pada periode Q3 2025, total pendapatan perseroan mencapai Rp 314,4 miliar, melonjak 26% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja profitabilitas juga menunjukkan hasil cemerlang dengan perolehan normalized EBITDA sebesar Rp 144 miliar dengan normalized EBITDA margin 46%, serta laba bersih yang dinormalisasi (normalized PAT) sebesar Rp 65 miliar.

Direktur PT Remala Abadi Tbk., Adrian Renaldy, mengungkapkan capaian positif ini tak lepas dari strategi manajemen yang tepat, terutama dalam melakukan ekspansi penggelaran jaringan fiber to the home (FTTH) di sejumlah wilayah.

Menurut Adrian, tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia akan fixed broadband menjadi peluang besar untuk ekspansi layanan Nethome milik perseroan, yang diharapkan dapat mendongkrak kinerja Remala di masa mendatang.

"Ekspansi FTTH yang dicanangkan manajemen dengan brand Nethome di awal 2025 terbukti efektif dan sudah menunjukkan hasil positif. Hal ini dibuktikan dengan homepass yang dibangun Remala sudah menjadi homeconnect paid. Meningkatnya homeconnect paid tercermin di laporan keuangan perseroan Q3 2025," ia menjelaskan melalui keterangan resminya, Selasa (4/11/2025).

Remala berencana melanjutkan langkah agresifnya dalam membangun jaringan FTTH di berbagai area di Jawa dan Bali hingga akhir 2025. Terobosan yang dilakukan adalah menjalin kemitraan dengan sejumlah mitra di daerah untuk mempercepat penetrasi Nethome.

 

2 dari 4 halaman

Akuisisi Backbone dan Izin NAP untuk Dukung Ekspansi

Selain pembangunan jaringan, Remala juga aktif melakukan pembelian beberapa jalur backbone dan mengajukan izin Network Access Provider (NAP).

Langkah ini diambil guna mendukung rencana ekspansi perseroan di masa depan. Adrian berharap, akuisisi backbone dan pengajuan izin NAP ini akan meningkatkan utilisasi backbone sekaligus membuka potensi pendapatan baru.

"Meski agresif, Remala tetap menjalankan asas kehati-hatian dalam penggelaran FTTH maupun akuisisi backbone. Akuisisi backbone yang dilakukan Remala bertujuan untuk mendukung rencana besar perseroan yang akan menggelar jaringan FTTH di berbagai daerah," Adrian memaparkan.

Dia optimis, dengan strategi yang dimiliki manajemen, setiap homeconnect yang dibangun nantinya akan segera menjadi homeconnect paid, yang pada akhirnya akan terefleksi positif pada kinerja keuangan perseroan.

 

3 dari 4 halaman

Diversifikasi Pasar Kunci Soliditas Kinerja

Selain menggarap pasar ritel melalui Nethome, Adrian menambahkan bahwa Remala juga terus mengembangkan segmen pasar business-to-business (B2B), sektor pemerintahan (government), dan wholesale yang selama ini telah digarap.

Segmen-segmen ini, jelasnya, juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan pendapatan Remala.

“Remala memiliki beragam segmen pasar. Setiap segmen pasar memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing. Diversifikasi segmen pasar itulah yang selama ini membuat kinerja keuangan Remala cukup solid," Adrian memungkaskan.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Tips Bijak Gunakan Media Sosial. (Liputan6.com/Abdillah)

Produksi Liputan6.com