Liputan6.com, Jakarta - Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk menggenggam langsung smartphone premium baru dari Xiaomi yang siap hadir di Indonesia, yaitu Xiaomi 14T Pro.
Informasi tersebut menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Jumat (27/9/2024) kemarin.
Baca Juga
Berita lain yang juga popular yaitu tentang kisah perjalanan lulusan Apple Developer Academy, Daniel Aditya Istyana, yang sukses berkarier di Tokopedia.
Advertisement
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Ini Penampakan Xiaomi 14T Pro yang Siap Hadir di Indonesia, Hadir dengan Leica Summilux
Xiaomi telah memperkenalkan smartphone terbarunya di pasar global yakni Xiaomi 14T Series. Ada dua model yang diperkenalkan yakni Xiaomi 14T dan Xiaomi 14T Pro.
Menyusul pengumumannya di pasar global, baik Xiaomi 14T dan Xiaomi 14T Pro pun dipastikan akan hadir untuk pasar Indonesia.S Namun, informasi soal kehadirannya di Tanah Air memang belum banyak diungkap.
Meski belum hadir resmi di Indonesia, Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk menggenggam langsung smartphone baru ini. Sekilas, smartphone ini memang tidak jauh berbeda dibandingkan pendahulunya.
Kendati demikian, tampilan smartphone ini terasa lebih premium. Kami mendapatkan varian warna hitam yang kian menguatkan kesan elegan ditambah finishing matte.
Layar depan tampil datar, tapi bodi belakang Xiaomi 14T varian pro dibuat sedikit melengkung. Frame kamera belakang tampil senada dengan warna bodi.
Dengan frame berbentuk kotak yang diisi tiga kamera belakang dan LED flash, kesan gagah pun makin diperkuat. Yang menarik, ada tulisan Leica Summilux di frame yang menandakan perangkat ini telah memakai lensa tersebut.
Â
2. Lulusan Apple Developer Academy Ini Sukses Berkarier di Tokopedia, Simak Kisah Perjalanan Daniel Aditya Istyana!
Apple Developer Academy dikenal melahirkan sejumlah lulusan berbakat, dan sering kali direkrut oleh sejumlah perusahaan teknologi besar di Indonesia.
Salah satu lulusan tersebut adalah Daniel Aditya Istyana. Termotivasi untuk terus belajar dan memanfaatkan teknologi lebih jauh, pria berumur 32 ini sekarang bekerja sebagai Senior Software Engineer iOS di Tokopedia.
Sebelumnya, Daniel telah bekerja di laboratorium klinik di mana ia berhasil mengotomasi proses pembuatan laporan yang biasanya membutuhkan waktu satu minggu menjadi hanya satu hingga dua hari untuk lebih dari 100 file.
"Saya sadar teknologi bisa meringankan tugas sehari-hari, dan pengalaman ini memotivasi saya untuk terus belajar lebih jauh, baik untuk memudahkan pekerjaan saya sendiri maupun membantu orang lain," kata Daniel kepada tim Tekno Liputan6.com.
Daniel pun mengungkap salah satu pengalama paling berkesan saat dirinya di Apple Developer Academy, di mana dia saat itu mengikuti mini challenge ketiga.
Saat itu, dia dan timnya membuat aplikasi tentang pembuatan batik. Melalui aplikasi ini, mereka berusaha memperkenalkan proses batik, salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.
Â
Advertisement
3. Riset Akamai: 74% Bisnis Digital Telah Mengadopsi Teknologi Cloud
Terlepas dari industri atau pasarnya, bisnis digital atau bisnis generasi era digital (digital native businesses/DNB) telah memanfaatkan teknologi sebagai pembeda untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi.
Pada dasarnya, DNB menerapkan prinsip-prinsip desain cloud-native saat membangun infrastruktur teknologi mereka.
Menurut riset Akamai Technologies bersama TechnologyAdvice pada Maret hingga Mei 2024, DNB semakin banyak menginvestasikan dana mereka dalam teknologi berbasis cloud, dengan proyeksi tingkat pertumbuhan sebesar 37,3% untuk periode 2021-2026.
Infrastruktur teknologi DNB dirancang dengan arsitektur layanan mikro yang dapat dikomposisikan, memberikannya fleksibilitas, kelincahan, dan kecepatan pasar yang penting untuk menghadapi perkembangan ruang digital yang pesat.
Survei menunjukkan bahwa tiga dari empat DNB di wilayah ini menggunakan teknologi cloud dengan fokus pada efisiensi dan produktivitas. Sebanyak 74% responden telah sepenuhnya bermigrasi ke cloud atau mengadopsi teknologi cloud.
Namun, 26% responden belum memiliki rencana untuk mengadopsi cloud atau masih dalam tahap penjajakan, dan angka ini konsisten di seluruh wilayah (19% di Australia, 20% di India, dan 29% di ASEAN).