Sukses

YouTube Kembangkan Fitur AI untuk Bantu Kreator Temukan Ide Konten Baru

YouTube sedang menguji fitur AI generatif yang bisa bantu kreator memberikan ide untuk konten selanjutnyna

Liputan6.com, Jakarta - YouTube tengah kembangkan beberapa fitur AI baru yang membantu menyempurnakan platform ini. Banyak dari fitur tersebut yang masih dalam tahap eksperimen.

Baru-baru ini, anak perusahaan Google itu melakukan pengujian fitur AI terbaru untuk memberikan ide-ide segar bagi kreator untuk konten yang akan dibuat.

Di halaman dukungan YouTube, sebagaimana dikutip dari Android Authority, Minggu (5/5/2024), perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka sedang menguji fitur AI generatif yang dapat memberikan inspirasi bagi content creator untuk video yang akan dibuat.

Alat AI ini didesain untuk membantu kreator YouTube bertukar pikiran tentang ide untuk konten berikutnya. Google juga mengatakan bahwa AI ini akan membantu kreator untuk memahami penonton mereka dan membantu membuat video dengan lebih cepat.

Untuk membantu kreator, AI generatif tersebut akan membantu menghasilkan ide dalam tiga faktor, seperti:

  • Jenis konten yang ingin dilihat lebih oleh penonton/viewers,
  • Sudut pandang baru untuk jenis konten yang belum perah dibuat oleh kreator,
  • Garis besar atau poin penting untuk memulai pembuatan konten.

Fitur AI generatif ini hanya akan dinikmati oleh segelintir kreator saja. Sebab, YouTube mengatakan bahwa fitur ini hanya akan digulirkan untuk kreator yang membuat konten dalam bahasa Inggris.

Kendati demikian, Google akan terbuka untuk memperluas fitur ini. Komitmen tersebut menjelaskan bahwa perusahaan berencana untuk mengembangkan fitur ini lebih jauh sehingga dapat digunakan oleh lebih banyak kreator YouTube.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil Pencarian Google Search Bakal Dijawab oleh AI

Selain menerapkan AI generatif di YouTube, Google juga akan menggabungkan fitur AI ke mesin pencarinya.

Salah satu inisiatif tersebut adalah melalui Search Generative Experience (SGE), sebuah sistem yang memakai kecerdasan buatan untuk menghasilkan ringkasan langsung pada hasil pencarian.

Mengutip informasi dari Gizchina, Kamis (25/4/2024), SGE merupakan upaya Google untuk memanfaatkan kemampuan AI agar mampu diakses pengguna untuk menjawab pertanyaan pencarian mereka.

Fungsionalitas ini muncul sebagai ringkasan AI, disajikan dalam kotak informasi kecil dalam hasil pencarian Google itu sendiri. Ringkasan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan faktual tentang entitas tertentu, seperti orang, tempat, atau organisasi.

Meski begitu, SGE tampaknya masih eksklusif terbatas pada apliasi seluler dan menunjukkan fokus awal pada optimasi pencarian seluler.

Fase pengujian ini menandakan upaya berkelanjutan Google memprioritaskan kemudahan pengguna dan mempercepat proses pengambilan informasi.

3 dari 4 halaman

Manfaat integrasi AI di hasil pencarian

Penerapan kecerdasan buatan (AI) ke dalam mesin pencari Google memberikan berbagai kegunaan, diantaranya:

  • Peningkatan pengalaman pengguna: Ringkasan AI menawarkan jawaban yang siap pakai, menghemat waktu dan usaha berharga pengguna.Hal ini bisa bermanfaat untuk pertanyaan cepat atau situasi di mana pengguna mencari gambaran ringkas sebelum mempelajari lebih dalam.
  • Peningkatan akseseibilitas: Bagi pengguna dengan keterbatasan aksesibilitas, ringkasan AI bisa memberikan format disederhanakan dan mudah dicerna. Hal ini bisa membuat pengguna memahami topik yang kompleks dengan lebih mudah.
  • Paparan terhadap berbagai perspektif: Dalam skenario ideal, algoritma AI bisa menganalisis dan mensintesis informasi dari berbagai sumber, menawarkan pengguna akan pengalaman dani informasi lebih tentang suatu topik.
4 dari 4 halaman

YouTube Lawan AdBlocker dengan Batasi Aplikasi Pemblokir Iklan di Smartphone

Di sisi lain, YouTube akan lebih agresif dalam melawan AdBlocker. Salah satu caranya menghentikan praktik adblocker adalah dengan menargetkan aplikasi pemblokir iklan pihak ketiga yang kini tengah populer.

Sebelumnya, YouTube memulai perang melawan AdBlocker dengan mencegah video YouTube diputar di browser yang menggunakan ekstensi AdBlock.

Pengguna yang menggunakan ekstensi pemblokir iklan itu akan menerima peringatan dari aplikasi YouTube untuk berhenti menggunakan pemblokir iklan.

Bahkan, beberapa mengeluhkan pemuatan video yang lambat meski YouTube kemudian mengatakan bahwa mereka tidak memperlambat video bagi pengguna yang memiliki pemblokir iklan aktif.

Saat ini, mengutip dari Android Headlines, Kamis (18/4/2024), YouTube menargetkan untuk membatasi pengguna yang menggunakan aplikasi pemblokir iklan YouTube pihak ketiga, seperti ReVanced untuk mengakses video di platform tersebut.

Anak perusahaan dari Google itu mengatakan aplikasi ReVanced melanggar persyaratan layanannya karena memungkinkan pengguna mematikan iklan, dan mematikan iklan mencegah pembuat konten mendapatkan imbalan untuk video yang diputar di YouTube.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.