Sukses

OpenAI adalah Perusahaan Riset Kecerdasan Nirlaba, Didanai Elon Musk dan Sam Altman

OpenAI kembali menarik perhatian publik setelah merilis tool yang dapat mengenali apakah sebuah teks dibuat oleh manusia atau kecerdasan buatan/artificial inteligent (AI) seperti teknologi ChatGPT.

Liputan6.com, Jakarta OpenAI adalah perusahaan riset nirlaba yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengarahkan kecerdasan buatan (AI) dengan cara yang bermanfaat bagi umat manusia secara keseluruhan. 

OpenAI kembali menarik perhatian publik setelah merilis tool yang dapat mengenali apakah sebuah teks dibuat oleh manusia atau kecerdasan buatan/artificial inteligent (AI) seperti teknologi ChatGPT.

Tool atau alat yang disebut GPT-Classifier itu hadir hanya dalam waktu 2 bulan sejak chabot ChatGPT dirilis pada 30 November 2022. 

Pasalnya, kehadiran ChatGPT--yang mampu menghasilkan teks layaknya yang ditulis oleh manusia--menimbulkan sejumlah masalah, diantaranya isu plagiarisme. Hal itu pun menjadi perhatian banyak pihak terkait.

"GPT-Classifier dirancang untuk mendeteksi dan mengenali apakah teks yang dibaca adalah karya ChatGPT atau buatan teknologi AI GPT lainnya," tulis OpenAI di blog perusahaan, Rabu (2/1/2023).

OpenAI mengatakan, saat ini GPT-Classifier baru bisa mengidentifikasi dengan benar 26 persen teks tulisan AI. "Sementara itu melabeli 9 persen teks manusia sebagai tulisan AI," katanya.

Namun, OpenAI menilai ketika digunakan bersamaan dengan metode lain dapat berguna membantu mencegah pembuat teks disalahgunakan.

ChatGPT bukanlah satu-satunya produk yang dibuat dan dirilis oleh OpenAI. Menilik situs resmi OpenAI, beberapa produk hasil riset terdahulu menjadi unggulan seperti Dall-E yang merupakan teknologi untuk menghasilkan ilustrasi dari teks, GPT-3--teknologi yang menjadi dasar ChatGPT--yang berfungsi menghasilkan teks dengan menggunakan algoritma, dan Codex yang merupakan penyempurna GPT-3. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Didirikan pada 2015

Mengutip laman TechTarget, OpenAI didirikan oleh Elon Musk dan Sam Altman pada tahun 2015 dan berkantor pusat di San Francisco, California, AS.

OpenAI dibuat sebagian karena kekhawatiran eksistensial pendirinya tentang potensi malapetaka akibat kecerobohan dan penyalahgunaan tujuan umum AI. 

Diketahui, kedua pendiri perusahaan dan investor lainnya memulai perusahaan dengan dana abadi $1 miliar. Namun, Elon Musk keluar dari perusahaan karena potensi konflik dengan pekerjaannya di Tesla, perusahaan otomotif dan energi bersih yang terinspirasi oleh Nikola Tesla pada Februari 2018.

Mengutip laman OpenAI, OpenAI diatur oleh dewan nirlaba OpenAI yang terdiri dari karyawan OpenAI antara lain Greg Brockman (chairman dan president), Ilya Sutskever (chief scientist), dan Sam Altman (CEO). Sedangkan non-karyawan antara lain Adam D’Angelo, Reid Hoffman, Will Hurd, Tasha McCauley, Helen Tonor dan Shivon Zilis. Sementara itu, investor OpenAI terdiri dari Microsoft, Reid Hoffman dan Khosla Ventures.

3 dari 3 halaman

Kerja Sama dengan Microsoft

Niat perusahaan yang dinyatakan untuk bekerja menuju kecerdasan umum buatan yang aman untuk kepentingan manusia tercermin dalam niatnya untuk berkolaborasi secara bebas dengan organisasi penelitian dan individu lainnya. Riset dan paten yang dibuat oleh perusahaan dimaksudkan untuk tetap terbuka untuk umum kecuali dalam kasus yang dapat berdampak negatif terhadap keselamatan.

Pada 23 Januari 2023, OpenAI pun mengumumkan kalau investor perseroan yaitu Microsoft memperpanjang kerja sama. Investasi multi-miliar dolar AS dari Microsoft ini mengikuti investasi sebelumnya pada 2019 dan 2021.

"Ini akan memungkinkan kami untuk melanjutkan penelitian independent kami dan mengembangkan AI yang semakin aman, berguna dan kuat,” tulis OpenAi.

OpenAI menyebutkan telah bekerja sama untuk membangun beberapa sistem supercomputer yang didukung oleh Azure yang digunakan untuk melatih semua modelnya.

"Desain arsitektur Azure yang unik sangat penting dalam memberikan kinerja dan skala terbaik di kelasnya untuk pelatihan AI dan beban kerja inferensi kami. Microsoft akan meningkatkan investasi dalam sistem ini untuk mempercepat penelitian independent kami dan Azure akan tetap menjadi penyedia cloud eksklusif untuk semua beban kerja OpenAI di seluruh penelitian, API dan produk kami,” tulis OpenAI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini