Sukses

Iklan Platform E-Commerce di Thailand Dikecam Usai Dituding Menyinggung Kerajaan

Pemerintah pun meminta agar konten iklan berhati-hati dan tidak menyinggung keluarga Kerajaan Thailand

Liputan6.com, Jakarta Thailand mengeluarkan peringatan terhadap konten-konten yang beredar secara online atau daring, yang berisiko menghina kerajaan di negara itu.

Hal ini setelah sebuah video yang dirilis oleh influencer di media sosial, yang mempromosikan platform e-commerce Lazada, membuat para loyalis kerajaan Thailand murka.

Mengutip CNA, Senin (9/5/2022), video yang mempromosikan event 5.5 Lazada itu menampilkan seorang wanita dengan kostum tradisional Thailand, duduk di kursi roda dan berperan sebagai ibu dari seorang influencer.

Bangkok Post melaporkan, agensi media Intersect Design Factory menjadi pihak yang bertugas mengoordinasikan produksi video tersebut, untuk mempromosikan kampanye itu melalui media sosial dan influencer.

Adapun, influencer yang ada di iklan Lazada itu adalah influencer transgender populer, Nara Crepe Katoey, dan ditampilkan di akun TikTok-nya. Video itu menampilkan Nara dan wanita berkursi roda tersebut, bersenang-senang dan saling bercanda satu sama lain.

Para pendukung kerajaan menuding, wanita di kursi roda itu adalah referensi terselubung untuk keluarga kerajaan. Usai mendapat kecaman, video itu akhirnya ditarik.

Meski begitu, video itu tidak menggunakan bahasa yang dipakai anggota keluarga kerajaan. Selain itu, mereka juga tidak menyebut salah satu anggotanya.

Pada akhirnya, baik Intersect dan e-commerce di bawah Alibaba Group Holding itu, tetap merilis permintaan maaf dan menghapus video iklan tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bisa Merusak Reputasi

Lazada menyebut, mereka meminta maaf atas "kerusakan emosional" yang disebabkan oleh video tersebut, dan mengatakan seharusnya bisa lebih berhati-hati.

Sementara menurut Nara, yang bernama asli Aniwat Prathumthin, melalui akun Facebook-nya, mengatakan video itu adalah parodi dari opera sabun Thailand yang terkenal.

Aniwat juga mengatakan kepada para kritikus, bahwa penghinaan kerajaan yang mereka rasakan "semua dalam imajinasi Anda."

Thanakorn Wangboonkongchana, Juru Bicara pemerintah, di sisi lain, mengatakan konten semacam itu berisiko merusak reputasi sebuah brand atau jenama.

Thanakorn pun memperingatkan memperingatkan pemasar, influencer, dan pembuat konten untuk berhati-hati dalam menyajikan konten atau promosi yang merujuk pada penampilan atau individu dari institusi yang dicintai semua warga. 

3 dari 4 halaman

Melanggar Hukum

"Itu tidak pantas, dan tidak hanya akan membuat marah setiap orang Thailand di negara ini, tetapi juga merusak citra dan reputasi merek tersebut. Itu juga bisa melanggar hukum," kata Thanakorn.

Hukum di Thailand sendiri menerapkan hukuman hingga 15 tahun penjara, untuk setiap pelanggaran jika terbukti bersalah mencemarkan nama baik, menghina, atau mengancam Raja Maha Vajiralongkorn dan keluarga terdekatnya.

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada sebuah lelucon April Mop, yang dicuitkan di Twitter oleh seorang staf maskapai murah Vietjet Air, cabang dari Vietjet Aviation JSC Vietnam.

Saat itu, cuitan tentang rute baru ke Munich, memicu kemarahan di kalangan pendukung kerajaan, yang mengklaim itu adalah lelucon terselubung tentang Raja Thailand yang menghabiskan waktu di Jerman. 

4 dari 4 halaman

Thailand Perpanjang Skema Subsidi Paket Wisata

Dalam kesempatan berbeda, Pemerintah Thailand sepakat memperpanjang dua paket perjalanan dalam skema subsidi paket wisata hingga akhir September 2022.

Hal itu dilakukan untuk mendorong para pelancong agar pergi berlibur sekaligus membantu sektor pariwisata Negeri Gajah Putih yang "tengah sakit."

Mengutip Bangkok Post, Sabtu, 7 Mei 2022, keputusan itu dibuat dalam pertemuan Pusat Administrasi Situasi Ekonomi yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha.

Thanakorn Wangboonkongchana juru bicara pemerintah mengatakan, mereka memutuskan menambahkan satu juta hak kamar ke We Travel Together, program subsidi hotel dan memperpanjangnya hingga akhir September 2022.

Fase skema saat ini menawarkan dua juta hak kamar hingga 31 Mei 2022. Berdasarkan paket wisata tersebut, pemerintah Thailand membayar 40 persen dari tarif kamar hingga maksimum tiga ribu baht atau setara Rp1,2 juta per malam.

Kemudian, mereka juga menutupi 40 persen biaya tiket pesawat hingga dua ribu baht atau setara Rp844.417.

Thanakorn menyebut, paket Tour Teaw Thai juga akan diperpanjang, dari akhir April hingga akhir September 2022. Program ini bertujuan membantu operator grup wisata dengan menawarkan diskon subsidi 40 persen untuk paket wisata.

Asosiasi Perjalanan Domestik, Kamar Dagang, dan Otoritas Pariwisata Thailand sebelumnya telah mendorong pemerintah melanjutkan skema subsidi wisata. Hal itu dilakukan untuk mempromosikan perjalanan domestik di sana.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.