Sukses

BAKTI Siapkan Pembangunan Palapa Ring Integrasi Berbiaya Rp 8,6 Triliun

Setelah pembangunan Palapa Ring, BAKTI kini bersiap membangun Palapa Ring Integrasi yang berbiaya Rp 8,6 triliun. Seperti namanya, proyek ini akan mengintegrasikan tiga paket Palapa Ring yang sudah ada agar lebih resilien dan menjangkau lebih banyak masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Indonesia (BAKTI) mempersiapkan pembangunan proyek Palapa Ring Integrasi sebagai integrator tiga paket Palapa Ring yang telah selesai. 

Direktur Utama BAKTI, Anang Latif, mengatakan, Palapa Ring Integrasi akan dibangun sepanjang 12.083 Km dengan melibatkan investasi sebesar Rp 8,6 triliun.

"Sumber pembiayaannya menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha/ KPBU. Palapa Ring ini menjadi benchmark BAKTI untuk skema KPBU pertama," kata Anang, dalam diskusi 'Apa Kabar Tol Langit?' yang digelar BAKTI, Selasa (14/9/2021).

Anang mengatakan, dengan reputasi BAKTI yang sukses membangun Palapa Ring, menurutnya ke depan tidak sulit mencari pembiayaan. Baik itu dari bank domestik, lokal, maupun Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Lantas, apa sih fungsinya Palapa Ring Integrasi?

Seperti diketahui, pemerintah melalui BAKTI telah selesai membangun proyek Palapa Ring dengan tiga paket pada 2019. Ketiga paket Palapa Ring tersebut adalah Palapa Ring Barat meliputi wilayah barat Indonesia, Palapa Ring Tengah dengan wilayah Indonesia bagian tengah, dan Palapa Ring Timur yang mencakup wilayah Indonesia timur.

Menurut Anang, dibutuhkan integrasi atas Palapa Ring yang telah dibangun. Dengan begitu, penggunaannya bisa lebih optimal karena terhubung satu sama lain.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ibaratkan Palapa Ring Sebagai Jalan Tol

Anang mengilustrasikannya dengan jalan tol di Jakarta, di mana jalur lingkar selatan Pondok Indah sebelumnya menjadi jalur tol paling sepi karena hanya bisa diakses dari tol Jagorawi dan terhenti di BSD.

Namun, menurut Anang, dengan berkembangnya pembangunan tol hingga Merak, kini jalan tol Pondok Indah jadi tol paling padat di Indonesia. Begitu pula dengan Palapa Ring di tiap paket nantinya, jika sudah saling terintegrasi.

"Begitu juga dengan Palapa Ring, ekspektasinya ketika Palapa Ring sudah terintegrasi, utilisasinya bisa meningkat, sehingga Palapa Ring bukan hanya menghubungkan antarkota dengan kabupaten tapi juga menghubungkan kota-kota seperti Jakarta dengan Manado, dan lain-lain," kata Anang, memberikan penjelasan.

Selain untuk meningkatkan utilitas dan menjangkau lebih banyak masyarakat, proyek Palapa Ring Integrasi diharapkan juga bisa meningkatkan resiliensi jaringan.

Dalam hal ini, ketika terjadi gangguan pada jaringan Palapa Ring Tengah, bisa mendapatkan backup dari jaringan integrasi. Dengan demikian, pemanfaatan internet bisa makin maksimal.

3 dari 4 halaman

Bangun Fiber Optic di Darat dan Laut

Palapa Ring Integrasi dibangun dalam bentuk fiber optic dengan panjang kabel 12.083 Km. Pengerjaannya ditargetkan akan dilaksanakan pada 2022-2023 dalam dua tahap.

Pembangunan fase 1 akan dilaksanakan pada 2022 dengan panjang 5.226 Km dan fase 2 akan dilaksanakan pada 2023 dengan panjang 6.857 Km.

Sebelumnya Menkominfo, Johnny G. Plate, menyebut, pada 2022 anggaran yang dibutuhkan adalah Rp 3,5 triliun. Sementara pada 2023 kebutuhan anggarannya sebesar Rp 5,1 triliun.

Masih berdasarkan BAKTI, pembangunan sepanjang 8.203 Km kabel digelar di daratan dan sisanya sepanjang 3.880 Km berupa microwave link di laut. Jaringan ini bakal mengintregrasikan 3 paket Palapa Ring yang sudah dibangun.

Program ini juga akan menjadi bagian dari Tol Langit Nasional, memberikan akses internet yang setara bagi seluruh masyarakat Indonesia.

4 dari 4 halaman

Tantangan Pembangunan Palapa Ring

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Moratelindo, Galumbang Menak, memaparkan berbagai tantangan dalam pembangunan Palapa Ring beberapa waktu lalu.

Sekadar informasi, Moratelindo menjadi mitra BAKTI dalam pembangunan Palapa Ring Barat dan Timur. Ia menceritakan kesulitan dalam membangun infrastruktur Palapa Ring Timur, yang tak cuma soal kesulitan teknologi dan teknis karena medan yang berat, tetapi juga karena gangguan keamanan dan teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Galumbang bercerita, selama proses pembangunan Palapa Ring Timur, pihaknya harus kehilangan banyak nyawa, baik itu karyawan, kontraktor, aparat, dan mitra lainnya. Untuk itulah, Moratelindo terus berkoordinasi dengan pihak TNI untuk menjamin keselamatan karyawannya.

Begitu selesai dibangun pun, ada banyak tantangan dari mereka yang menolak Palapa Ring. Menurut Galumbang, cukup sering terjadi pengrusakan infrastruktur yang telah dibangun dengan susah payah. 

Hal lain yang jadi kendala adalah perizinan. Pasalnya ketimbang proyek Moratelindo di luar negeri yang hanya butuh izin dari Kementerian/ pemerintah, persyaratan izin yang perlu dipenuhi ketika ingin membangun infrastruktur di satu kota butuh banyak izin dari instansi berbeda.

"Izin di Indonesia sulit, untuk membangun sepanjang 60-70 Km, butuh hingga 29 izin, mulai dari jalan nasional, kabupaten, provinsi, perlintasan kereta, perlintasan tol, PAM, dan lain-lain. Semoga ke depan, cukup satu perizinan sudah bisa memberikan akses untuk melaksanakan pekerjaan," kata Galumbang.

Dengan demikian, nantinya program-program pemerintah dapat berjalan lebih cepat dan dinikmati oleh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk dengan kehadiran Palapa Ring Integrasi. 

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.