Sukses

Unik, Malware Vigilante Ini Blokir Korban Mengakses Situs Bajakan

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, BleepingComputer dan Sophos News melaporkan ada sebuah malware dengan prilaku unik yang beredar di internet.

Bila biasanya, malware memiliki kemampuan untuk mencuri informasi penting milik korbannya. Malware baru temuan tim peneliti di SophosLabs ini memiliki kemampuan yang berbeda.

Diberi nama Vigilante malware oleh SophosLabs Principal Researche, Andrew Brandt, program ini akan mencegah korban mengakses berbagai situs bajakan.

Saat dijalankan, program tersebut akan memodifikasi file HOSTS komputer korban Anda dan mengisinya dengan berbagai URL situs bajakan ternama--Piratebay, dan mengarahkan ulang situs itu ke localhost IP address 127.0.0.1.

Karena akses ke situs penyedia file bajakan itu diarahkan ulang ke alamat IP sendiri, maka pengguna tidak dapat mengakses situs ilegal tersebut.

"Malware tersebut menjebak korbannya dengan bersembunyi sebagai gim populer saat ini, software, dan produk keamanan bajakan atau gratisan," tulis tim SophosLabs.

Andrew Brandt, peneliti utama SophosLabs mengatakan, "motivasi malware itu cukup jelas, yakni mencegah orang mengunjungi situs web bajakan (walau hanya sementara)."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bersembunyi di Layanan Populer

Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan malware ini dapat dijumpai bersembunyi di layanan gim mulai dari Discord hingga URL BitTorrent.

Terlepas dari keinginan pembuat malware Vigilante untuk melindungi pengguna internet dari serangan penjahat siber, ada baiknya pengguna menginstal anti-virus terpercaya dan tentunya bukan di download dari situs bajakan.

3 dari 3 halaman

Aksi Pencurian Password di Asia Tenggara Naik 25 Persen

Kaspersky, perusahaan keamanan siber mengungkap sebuah laporan tentang aksi pencurian password menggunakan trojan di Asia Tenggara ternyata mengalami peningkatan.

Mengutip laporan Kaspersky, Selasa (17/5/2021), perusahaan mengklaim sudah mencegah 25 persen lebih banyak pencuri password di kawasan Asia Tenggara (SEA) selama 3 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

Adapun pencuri kata sandi (password stealers) adalah jenis malware yang bertujuan untuk mencuri informasi akun. Pada dasarnya, password stealers ini mirip dengan trojan perbankan.

(Ysl/Tin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini