Sukses

Oman Blokir Clubhouse Gara-Gara Belum Kantongi Izin

Oman mengikuti langkah Tiongkok untuk memblokir aplikasi audio chat Clubhouse karena aplikasi ini belum mengantongi izin resmi dari otoritas.

Liputan6.com, Jakarta - Oman memblokir aplikasi audio chat Clubhouse karena aplikasi ini belum mendapatkan izin dari otoritas setempat.

Banyak aktivis memandang pemblokiran Clubhouse sebagai pembungkaman kebebasan berpendapat.

Pemerintah Oman pun belum memberikan respons atas hal ini. Mengutip Reuters, Senin (15/3/2021), regulator telekomunikasi menyebut, aplikasi Clubhouse diblokir karena "kurangnya otorisasi yang tepat".

"Aplikasi komunikasi harus mendapatkan izin dari otoritas," kata Otoritas Pengaturan Telekomunikasi Oman.

Gara-gara pemblokiran aplikasi yang tengah naik daun ini, tagar Oman_blocks_Clubhouse menjadi trending topic di media sosial untuk wilayah Oman.

Banyak warganet Oman membagikan screenshot dari aplikasi Clubhouse yang memperlihatkan tulisan "error message".

Sementara itu Asosiasi Hak Asasi Manusia menyebut, "pemerintah Oman mencontoh pemerintah otoriter Tiongkok sebagai panutan dan melarang Clubhouse yang telah dipakai warga Oman untuk mengekspresikan pendapat mereka secara bebas, tanpa sensor pemerintah."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Clubhouse juga Diblokir Tiongkok

Sekadar informasi, akses atas Clubhouse juga diblokir di Tiongkok pada bulan Februari 2021.

Clubhouse sendiri diluncurkan di awal 2020. Aplikasi yang berkantor di San Francisco Amerika Serikat ini pun mengalami lonjakan jumlah pengguna setelah bos Tesla Elon Musk dan CEO Robinhood Vlad Tenev menggelar diskusi di Clubhouse.

Aplikasi Clubhouse juga langsung populer di negara-negara Arab. Di negara-negara Arab, media begitu dikontrol oleh pemerintah dan komentator-komentator berisiko untuk dipenjara karena opininya yang kritis.

3 dari 3 halaman

Dapat Kritikan Tajam

Clubhouse juga menghadapi kritik tajam di berbagai tempat karena adanya laporan misogini, anti-semitisme, dan misinformasi mengenai Covid-19 yang beredar di platformnya.

Clubhouse memiliki kebijakan layanan yang melarang rasisme, ujaran kebencian, pelecehan, dan informasi palsu di platformnya.

Disebutkan, Clubhouse kini berinvestasi untuk mengembangkan tool guna mendeteksi dan mencegah penyalahgunaan. Fitur lain yang dikembangkan adalah moderator bisa menetapkan aturan untuk room yang dibuat.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.